TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Tarik Utang Rp71,1 T untuk Biayai Anggaran per April 2024

Baru 13,6 persen dari target

Ilustrasi utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya Sih...

  • Pembiayaan APBN baru mencapai 13,6% dari target, dengan realisasi Rp71,1 triliun hingga 30 April.
  • Total pembiayaan anggaran turun 68,3% dari tahun sebelumnya, mencapai Rp71,1 triliun.
  • Situasi ekonomi menguntungkan Indonesia meskipun terjadi volatilitas di pasar keuangan global. Yield SUN turun 33 basis poin setelah capital inflow sebesar Rp13,56 triliun.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pembiayaan anggaran dalam APBN mencapai Rp522,8 triliun. Namun, hingga 30 April, realisasinya baru mencapai Rp71,1 triliun.

Pembiayaan anggaran adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan keuangan negara yang tidak dapat dipenuhi melalui penerimaan pajak dan sumber pendapatan lainnya. Pembiayaan tersebut mencakup berbagai sumber, termasuk utang dalam negeri dan luar negeri, serta penerbitan surat berharga negara (SBN).

“Realisasinya sampai dengan 30 April untuk pembiayaan anggaran baru Rp71,1 triliun. Ini artinya baru 13,6 persen, jauh lebih kecil dibandingkan target yang ada di dalam APBN,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN edisi Mei 2024, Senin (27/5/2024).

Dia menjelaskan realisasi penerbitan SBN secara netto sebesar Rp128,6 triliun, atau 19,3 persen dari target APBN. Sementara pembiayaan utang Rp119,1 triliun atau 18,4 persen dari target.

Baca Juga: Pemerintah Tarik Utang Rp119,1 Triliun hingga April 2024

1. Pembiayaan anggaran turun tajam dibandingkan 2023

ilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan realisasi pembiayaan anggaran hingga 30 April 2023 mengalami penurunan tajam dibandingkan tahun sebelumnya.

Total pembiayaan anggaran yang mencapai Rp71,1 triliun, turun 68,3 persen dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp224,4 triliun.

“Itu turun sangat-sangat tajam dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp224,4 triliun. Turunnya itu 68,3 persen,” ujar Sri Mulyani.

2. Situasi perekonomian saat ini menguntungkan Indonesia

Ilustrasi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia menyatakan situasi ekonomi saat ini cukup menguntungkan Indonesia, meskipun terjadi volatilitas di pasar keuangan global, termasuk pasar obligasi, nilai tukar, dan saham. Dia menekankan pengelolaan penerbitan surat utang yang terukur telah memungkinkan Indonesia untuk tetap stabil.

Penurunan tajam dalam penerbitan surat utang hingga 68,3 persen, kata dia terjadi di tengah ketidakstabilan pasar, yang membantu menjaga yield (imbal hasil) surat utang negara (SUN).

Pada Mei, yield SUN turun sebesar 33 basis poin setelah terjadi capital inflow sebesar Rp13,56 triliun, meskipun bank sentral AS tidak menurunkan suku bunga.

Menurutnya, stabilitas tersebut menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap surat utang Indonesia, berkat kebijakan APBN yang bijak, transparan, dan akuntabel. Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya menjaga strategi penerbitan surat utang dan kurva imbal hasil, yang berdampak positif pada alokasi belanja APBN, terutama untuk pembayaran bunga utang.

Baca Juga: Pembangunan IKN 2024 Baru Sedot Anggaran 11 Persen 

3. Pembiayaan nonutang mencapai Rp48 triliun per April

Ilustrasi uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sri Mulyani menyatakan pembiayaan nonutang, khususnya untuk pendanaan investasi yang berada di bawah garis (below the line), berjalan dengan baik. Dari target Rp125,3 triliun, realisasinya sudah mencapai Rp48 triliun.

Dia menambahkan, terdapat kenaikan dalam realisasi tersebut, sesuai dengan anggaran yang dialokasikan untuk pembiayaan investasi, termasuk untuk penyertaan modal negara (PMN).

“Ini ada kenaikan, namun memang itu sudah dianggarkan untuk pembiayaan investasi, termasuk untuk PMN,” tambahnya.

Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Turun 4,6 Miliar Dolar AS di Kuartal I 2024

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya