TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasar Respons Positif APBN Prabowo, Rupiah Menguat Sore Ini

Akhirnya rupiah menguat

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah mengalami penguatan signifikan dalam penutupan perdagangan awal pekan, Senin (24/6/2024). Posisi mata uang Garuda mencapai Rp16.394 per dolar AS pada sore ini.

Data dari Bloomberg menunjukkan penguatan rupiah mencapai 56 poin atau 0,34 persen, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (21/6/2024) di Rp16.450 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Terus Merosot, Dibuka di Level Rp16.465 per Dolar AS

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BIl

Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tren penguatan pada Senin (24/6/2024).

Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.431 per dolar AS, melemah tipis dari posisi sebelumnya pada Jumat (21/6/2024) yang berada di Rp16.458 per dolar AS. Rupiah menguat 27 poin terhadap mata uang negara Paman Sam.

2. Penguatan rupiah dipengaruhi oleh sentimen fiskal Indonesia

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan salah satu faktor yang mendorong penguatan rupiah adalah respon pasar terhadap pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto.

“Pasar merespon positif terhadap IMF, yang mengingatkan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk berkomitmen menjaga defisit fiskal tetap berada di bawah 3 persen,” ujar Ibrahim.

Lebih lanjut, IMF memproyeksikan fiskal Indonesia akan mengalami ekspansi pada 2024 dan 2025. Meski begitu, mereka menilai defisit yang sedikit lebih kecil akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan kebijakan yang lebih seimbang, serta memberikan ruang bagi pemerintah untuk merespons risiko-risiko negatif.

Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmen tersebut dengan memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap dijaga di bawah 3 persen, sebuah kebijakan yang diharapkan akan terus dilanjutkan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Juga: Bos BI dan Sri Mulyani Disebut Cari Kambing Hitam Pelemahan Rupiah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya