TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nilai Tukar Rupiah Melesat ke Rp15.355 per Dolar AS Sore Ini

Rupiah menguat 15 poin

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat pada penutupan perdagangan, Kamis (14/9/2023). Rupiah menguat ke Rp15.355 per dolar AS sore ini.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda menguat sebanyak 15 poin atau 0,10 persen pada penutupan. Sedangkan pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah menguat 5 poin dibandingkan posisi kemarin.

Baca Juga: Inflasi AS, Dorong Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp15.365 per Dolar AS

Baca Juga: Apa sih Bedanya Perbedaan Pasar Uang dengan Pasar Modal?

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Nilai tukar rupiah juga menguat di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.357 per dolar AS pada Kamis (14/9/2023).

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih kecil dibandingkan posisi pada Rabu (13/9/2023) yang ada di level Rp15.367 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah menguat 10 poin.

2. Dolar melemah setelah rilis data inflasi AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar melemah setelah rilis data inflasi AS terbaru dirilis pada Rabu (13/9/2023), yang menunjukkan harga konsumen AS mengalami peningkatan tertinggi dalam 14 bulan pada Agustus. Itu terjadi seiring kenaikan harga BBM. Namun, kenaikan inflasi dasar tahunan adalah yang terkecil dalam hampir dua tahun.

Angka-angka tersebut, kata Ibrahim, gagal mengubah pandangan mengenai penghentian sementara kenaikan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) minggu depan. "Dan perhatian kini beralih ke pertemuan bulan November sebagai pertemuan penting dalam menentukan sentimen pasar," sebutnya.

Ditambahkan Ibrahim, tingkat inflasi inti AS menunjukkan tanda-tanda stabil pada tingkat yang lebih rendah, namun kenaikan harga minyak mentah dapat mendorong tingkat inflasi umum lebih tinggi lagi.

"Masih banyak data inflasi AS yang harus dicerna pada Kamis malam, dalam bentuk harga produsen bulan Agustus, sementara penjualan ritel diperkirakan menunjukkan perlambatan tingkat pertumbuhan karena konsumen membatasi pengeluaran," sambungnya.

Baca Juga: BI Yakin Rupiah Bakal Menguat Lagi Akhir Tahun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya