TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kurs Rupiah Menguat Tipis Sore Ini Usai The Fed Tahan Suku Bunga

Rupiah menguat 6,5 poin

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tipis pada penutupan perdagangan, Kamis (21/9/2023). Mata uang Garuda menguat ke Rp15.375 per dolar AS sore ini.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda menguat 6,5 poin atau 0,04 persen pada penutupan. Posisi tersebut membalikkan kondisi pada pembukaan perdagangan pagi tadi, yang melemah 11 poin di Rp15.392,5 per dolar AS.

Baca Juga: The Fed Tahan Suku Bunga, tetapi Beri Sinyal Kenaikan di Akhir Tahun

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Nilai tukar rupiah justru melemah tipis di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.397 per dolar AS pada Kamis (21/9/2023).

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih besar dibandingkan posisi pada Rabu (20/9/2023) yang ada di level Rp15.396 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah melemah 1 poin.

2. Laju rupiah dibayang-bayangi sinyal hawkish the Fed

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyoroti kemungkinan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan pemangkasan yang lebih sedikit pada 2024.

Memang, bank sentral AS mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25-5,50 persen pada Rabu (20/9/2023) seperti yang diperkirakan banyak pelaku pasar uang. Namun, Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, memperingkatkan soal peningkatan inflasi dan ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini.

"Ini memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi. Powell juga meningkatkan kemungkinan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini," ujar Ibrahim.

Menurutnya, dalam pidatonya, Powell memberikan nada yang jauh lebih hawkish daripada perkiraan pasar. Sikap hawkish bank sentral mengindikasikan kecenderungan mengambil tindakan lebih ketat untuk mengendalikan inflasi, salah satunya menaikkan suku bunga.

"Suku bunga akan menjadi tren sekitar 5,1 persen hingga tahun 2024. Perkiraan tersebut menunjukkan hanya ada dua potensi penurunan suku bunga tahun depan, lebih kecil dari empat penurunan suku bunga dari prediksi pasar," ujarnya.

Baca Juga: Rupiah Tembus Rp15.400 per Dolar AS Pagi Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya