TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketidakpastian Pasar Global Tinggi, BI Soroti Lesunya Ekonomi China

Bikin aliran modal ke negara berkembang terbatas

ilustrasi impor Amerika ke China menurun (freepik.com/user6702303)

Intinya Sih...

  • Ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi, perekonomian dunia tetap kuat.
  • AS dan Eropa mendorong pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 3,2 persen.

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi meskipun prospek perekonomian dunia tetap kuat.

Perekonomian global pada tahun ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,2 persen, didorong oleh kinerja positif dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi di AS diproyeksikan tetap kuat, didukung konsumsi domestik yang tinggi dan stimulus fiskal yang terus berlanjut.

Kemudian, ekonomi Eropa diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi, didorong perbaikan ekspor dan peningkatan investasi.

“Sementara itu, ekonomi Tiongkok (China) belum kuat dipengaruhi lemahnya permintaan domestik,” kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/7/2024).

Baca Juga: Lesunya Ekonomi China Bisa Berdampak ke Laju Ekspor RI

1. Ada sinyal penurunan suku bunga AS dapat terjadi lebih cepat

Ketua the Fed Jerome Powell (YouTube the Fed)

Perry mengungkapkan, inflasi di AS pada Juni 2024 tercatat lebih rendah dari perkiraan. Penurunan itu dipengaruhi oleh merosotnya inflasi di sektor energi dan perumahan.

Kondisi tersebut mendorong kemungkinan penurunan suku bunga AS (Fed Funds Rate/FFR) dapat terjadi lebih cepat dari proyeksi sebelumnya pada akhir 2024. Namun demikian, Perry juga mencatat imbal hasil atau yield US Treasury 10 tahun tetap tinggi, yang disebabkan oleh kebutuhan defisit anggaran pemerintah AS.

Baca Juga: Chatib Basri Sebut Ekonomi RI Melambat tapi Bukan Resesi 

2. Ketidakpastian global bikin aliran modal ke negara berkembang terbatas

ilustrasi pria memegang banyak uang dolar (Pexels.com/Aukid phumsirichat)

Menurutnya, ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, ditambah dengan ketegangan geopolitik yang belum mereda, telah membatasi aliran modal ke negara berkembang.

“Ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi serta ketegangan geopolitik yang belum mereda mengakibatkan aliran modal ke negara berkembang relatif terbatas,” ujarnya.

Kondisi tersebut, menurut Perry, mengharuskan penguatan respons kebijakan yang berkelanjutan untuk memitigasi dampak negatif dari ketidakpastian global terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya