TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kelanjutan Kereta Cepat Sampai Surabaya Masih Dibahas dengan China

Baru tahap pra-studi kelayakan

Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Iriana Jokowi, dan Menteri BUMN Erick Thohir naik Whoosh (Instagram/Erick Thohir)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan rencana pengembangan kereta cepat Surabaya saat ini sedang dibahas bersama pihak China.

Menanggapi pertanyaan mengenai arahan khusus dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo, pria yang akrab disapa Tiko itu menyatakan pihaknya hanya memberikan update terkait perkembangan kereta cepat.

“(Kereta cepat Surabaya) lagi dibahas dengan pihak China,” kata dia kepada jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2024).

1. Kerja sama dengan China terus dievaluasi

ilustrasi KCIC (Whoosh) (IDN Times/Amir Faisol)

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi membenarkan rencana perpanjangan kereta cepat hingga Surabaya saat ini sedang dibahas dengan pihak China.

Saat menghadap Jokowi, dua menjelaskan evaluasi kereta cepat yang sudah beroperasi dari Jakarta hingga Bandung, mencakup beberapa aspek, seperti tren penumpang, perkembangan positif, serta kebutuhan dukungan dari pemerintah, termasuk akses jalan dan infrastruktur lainnya.

Dwiyana menambahkan, kerja sama dengan pihak China akan terus dievaluasi, terutama mengingat pengalaman Negeri Tirai Bambu dalam aspek keselamatan, operasi, dan pelayanan kereta cepat.

“Pihak Tiongkok kan yang lebih memiliki pengalaman terkait masalah safety, operasi, pelayanan,” ujar Dwiyana.

Baca Juga: Jokowi Naik Whoosh ke Bandung Demi Buka Piala Presiden

2. Kereta cepat Surabaya belum diputuskan gandeng negara mana

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. (dok. KCIC)

Dwiyana menyampaikan, rencana perpanjangan kereta cepat hingga Surabaya masih dalam tahap awal pembahasan dan pra-studi kelayakan (pra-FS).

Dia menjelaskan untuk saat ini, belum ada keputusan apakah proyek tersebut akan melibatkan China, Jepang, atau pihak lainnya, karena masih dalam tahap evaluasi pra-FS.

Sejauh ini, kata dia, belum ada target waktu untuk penyelesaian pra-FS. Mengenai pelaksanaan pra-FS, dia menyebutkan proses tersebut dilakukan secara gabungan antara Indonesia dan China.

“Ini kan sementara karena pra-FS ya masih dengan Tiongkok,” tambah Dwiyana.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya