Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menekankan penanganan krisis iklim tidak bisa hanya bergantung pada mitigasi atau adaptasi saja.
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki salah satu program beasiswa pendidikan terbesar di dunia, dengan fokus utama pada bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), terutama dalam ekonomi hijau.
"Di Indonesia, kami memiliki salah satu program beasiswa pendidikan terbesar di dunia, dan fokus dari banyak beasiswa sarjana dan pascasarjana adalah pada STEM, khususnya dalam ekonomi hijau," kata dia dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, Jumat (6/9/2024).
1. Pemerintah siapkan SDM berkecimpung di ekonomi hijau
Petugas PLN melakukan inspeksi solar panel PLTS IKN. (dok. PLN) Selain program untuk gelar sarjana dan pascasarjana, Nadiem juga mengungkapkan pemerintah telah menciptakan program baru untuk pendidikan nongelar guna memberikan kesempatan lebih luas bagi para mahasiswa.
Pemerintah telah menciptakan program bernama Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), yang memungkinkan mahasiswa sarjana untuk mengikuti semester di universitas-universitas top dunia.
"Banyak dari program ini sangat fokus pada ekonomi hijau dan keberlanjutan secara umum," ujarnya.
Selain itu, Nadiem juga menjelaskan adanya program persiapan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di universitas-universitas terbaik di Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan negara lainnya.
Baca Juga: Setop Bikin PLTU Mulai 2030, RI Butuh Banyak Baterai Buat EBT
2. Program pendidikan diarahkan untuk mendukung keberlanjutan
Ilustrasi ekonomi hijau (unsplash) Dia menyatakan, proses aplikasi untuk program pendidikan kini lebih diarahkan pada bidang dan jurusan yang mendukung keberlanjutan serta ekonomi hijau.
Pemerintah telah melakukan perubahan signifikan dalam mempersiapkan keterampilan, modal manusia, serta mengembangkan aktivisme dan kesadaran di kalangan siswa pendidikan dasar dan menengah.
Hal itu ditujukan untuk menarik minat generasi muda terhadap isu-isu lingkungan, terutama dalam menghadapi percepatan perubahan iklim. Nadiem juga menekankan pentingnya pendekatan lintas generasi untuk memastikan keberlanjutan yang sejati.
"Sangat penting bagi kita untuk memberi perhatian penuh pada pendekatan lintas generasi ini untuk memastikan keberlanjutan yang sejati," ujarnya.