TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Sebut Harga Trem Otonom IKN Rp74 Miliar per Unit

Biaya operasionalnya Rp500 juta per bulan

Presiden Jokowi kumpulkan kepala daerah se-Indonesia di IKN, Selasa (13/8/2024) (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Intinya Sih...

  • Harga satu unit ART mencapai Rp74 miliar, dengan biaya operasional Rp500 juta per bulan.
  • ART menggunakan teknologi magnet tanpa rel, membuatnya lebih ekonomis dibandingkan moda transportasi lainnya.
  • Presiden Jokowi menekankan pentingnya solusi transportasi massal untuk mengatasi kemacetan di berbagai kota di Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyatakan harga satu unit Autonomous Rail Rapid Transit (ART), atau trem otonom di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencapai Rp74 miliar dengan biaya operasional sekitar Rp500 juta per bulan.

“Satu unit untuk tiga gerbong itu Rp74 miliar, operasional per bulan Rp500 juta,” kata Jokowi dalam pengarahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia, dikutip dari saluran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/8/2024).

Baca Juga: Jelang HUT ke-79 RI, Budi Karya Uji Coba Trem Otonom di IKN

1. ART lebih ekonomis karena tak memerlukan rel

Sistem transportasi massal PoC Trem Otonom Terpadu atau ART kereta tanpa rel di IKN. Foto Humas OIKN (IDN Times/Ervan)

Jokowi mengungkapkan ART memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan moda transportasi lainnya karena tidak memerlukan rel. Transportasi massal tersebut menggunakan teknologi magnet.

Hal tersebut, menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, membuat ART menjadi alternatif yang lebih ekonomis dalam pengembangan transportasi massal di Indonesia.

“Kalau yang ini, autonomous rail transit ini memang lebih murah karena tanpa rel, pakai magnet,” ujarnya.

2. Jokowi bandingkan biaya MRT hingga kereta cepat

ilustasi Stasiun Senayan Mastercard (jakartamrt.co.id)

Jokowi membandingkan biaya pembangunan berbagai moda transportasi di Indonesia. Saat dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, biaya pembangunan MRT per kilometer mencapai Rp1,1 triliun.

“Yang sekarang sudah Rp2,3 triliun. (Dalam) 10 tahun ini naiknya langsung dua kali, Rp2,3 triliun,” sebutnya.

Selain itu, dia juga menyebutkan biaya pembangunan LRT dari Bekasi ke Cibubur adalah Rp700 miliar per kilometer, sementara kereta cepat membutuhkan biaya sebesar Rp780 miliar per kilometer.

“Saya hapal karena saya tiap hari ke lapangan. Selalu yang saya tanyakan, standar per kilometer itu berapa?” ujarnya.

Baca Juga: Uji Coba Kereta Otonom dan Taksi Terbang di IKN Ditargetkan Juli

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya