TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Dinilai Sulit Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi di Akhir Jabatan

Tahun politik jadi tantangan

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo diperkirakan sulit mengejar target pertumbuhan ekonomi hingga 5,7 persen di akhir masa jabatannya pada 2024 mendatang.

"Terkait dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan mencapai 5,3 hingga 5,7 persen, saya pikir akan cukup menantang untuk mencapai target ini terutama mencapai target batas atas," kata Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet, Selasa (21/2/2023).

Baca Juga: Jokowi Incar Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen di Akhir Jabatan

Baca Juga: Pengusaha Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,3 Persen di 2023

1. Transisi politik jadi tantangan pemerintah

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menjelaskan, apabila melihat dari periode tahun transisi politik seperti pada 2014 dan 2019, terlihat adanya tren di mana pertumbuhan ekonomi justru mengalami penyesuaian ke bawah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Sehingga dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen di tahun ini maka saya pikir pertemuan ekonomi di tahun depan berpotensi akan berada pada level yang sama atau tidak berada di level yang lebih rendah," ujar Rendy.

Baca Juga: RI-Australia Ajak Pihak Swasta Perangi Perdagangan Orang 

2. Mendorong mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mudah

ilustrasi pabrik (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Selain itu, jika melihat faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi untuk bisa tumbuh lebih tinggi, menurutnya masih akan cukup menantang untuk mendorong pertumbuhannya.

Misalnya saja industri manufaktur, sektor yang mempunyai proporsi cukup besar dalam angka PDB Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhannya selalu berada di bawah level 5 persen.

"Sehingga tentu ini akan menjadi cukup menantang jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi untuk bisa mencapai batas atas target 5,7 persen," sebutnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya