TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang Pidato Bank Sentral AS, Dolar Hantam Rupiah Pagi Ini

Rupiah melemah 47 poin

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan pada pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa (2/7/2024).

Data yang diperoleh dari Bloomberg mencatat mata uang Garuda berada pada angka R16.368,00 per dolar AS, melemah 47 poin atau 0,29 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp16.321,00.

Sepanjang tahun ini, dolar AS tercatat sudah mengalami penguatan atau apresiasi sebesar 6,29 persen, menunjukkan tren pelemahan yang berkelanjutan bagi rupiah.

Baca Juga: Inflasi AS Melandai Beri Angin Segar, Rupiah Menguat Sore Ini

1. Investor mengantisipasi pidato hawkish The Fed

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong memprediksi nilai tukar rupiah akan terus melemah terhadap dolar AS yang menguat, didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Investor saat mengantisipasi pidato hawkish dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell yang dijadwalkan malam ini. Pidato hawkish adalah pernyataan dari pejabat bank sentral AS, yang mengindikasikan kecenderungan untuk menaikkan suku bunga dalam upaya mengendalikan inflasi.

“Investor mengantisipasi pidato hawkish Kepala The Fed Powell malam ini,” ujar Lukman.

Senada, pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan pelaku pasar masih mewaspadai potensi tekanan terhadap rupiah pekan ini, mengingat akan banyaknya data penting yang akan dirilis dari Amerika Serikat.

Di antara data tersebut adalah laporan tenaga kerja versi pemerintah, yaitu Non-Farm Payrolls, serta pidato dan pernyataan dari Gubernur The Fed yang dijadwalkan malam ini. Selain itu, notulen rapat bank sentral AS yang akan dirilis pada Kamis dini hari juga menjadi perhatian utama pasar.

“Pasar akan memantau apakah event-event tersebut akan condong mendukung pemangkasan suku bunga acuan AS atau tidak,” tutur Ariston.

Baca Juga: Ekonom Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Bikin Harga BBM Naik

2. Rupiah masih berpeluang menguat hari ini

Di sisi lain, Ariston menyatakan data PMI manufaktur Amerika Serikat yang dirilis semalam lebih buruk dari perkiraan dan masih mengalami kontraksi, yang bisa memberikan sentimen negatif terhadap dolar AS.

“Ini bisa memberikan sentimen negatif untuk dolar Amerika Serikat. Semakin buruk data Amerika Serikat semakin besar peluang pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat,” kata dia.

Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia dilaporkan masih berada di kisaran target Bank Indonesia, bahkan mengalami penurunan menjadi 2,51 persen dari 2,84 persen pada bulan sebelumnya.

“Oleh Karena itu ada peluang rupiah masih bisa menguat lagi terhadap dolar Amerika Serikat hari,” tambah Ariston.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya