Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan mengawali perdagangan awal pekan, Senin (5/8/2024) pagi.
Berdasarkan data dari Bloomberg per 09.06 WIB, kurs mata uang Garuda berada di level Rp16.155 per dolar AS, menguat sebesar 45 poin atau 0,28 persen.
1. Pasar khawatirkan perlambatan ekonomi AS
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan rupiah mungkin bisa lanjut menguat hari ini terhadap dolar AS karena kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi di AS.
Pada Jumat malam lalu, data tenaga kerja AS bulan Juli, seperti Non-Farm Payrolls (NFP), tingkat pengangguran, dan tingkat upah per jam dirilis lebih rendah dari ekspektasi pasar.
“Ditambah dengan pelemahan data ekonomi AS yang dirilis sebelumnya seperti data PMI manufaktur, data harga rumah, dan lain-lain, memberikan sentimen negatif ke dolar AS,” tuturnya.
Hal itu, tambah Ariston, memberikan sentimen negatif terhadap dolar AS karena membuka peluang pemangkasan suku bunga AS yang lebih besar di masa mendatang.
Baca Juga: Perbedaan Rupiah Digital dan Uang Elektronik
2. Penguatan rupiah kemungkinan cenderung terbatas
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong menyatakan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah tajam setelah data tenaga kerja AS NFP yang dirilis jauh lebih lemah dari perkiraan.
“Namun penguatan (rupiah) bisa terbatas oleh eskalasi di Timur Tengah,” ujarnya.
Investor, menurut Lukman, saat ini menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang akan dirilis siang ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca Juga: Apa Itu Rupiah Digital? Ini Pengertiannya