TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia Genjot Hidrogen Hijau, Industri Ungkap Tantangannya

Siap pasok infrastruktur dan teknologinya?

PLN Indonesia Power (PLN IP) segera memperluas pemanfaatan hidrogen. (Dok/Istimewa).

Intinya Sih...

  • Indonesia komitmen mencapai net zero emission (NZE) di sektor industri pada 2050.
  • Hidrogen dianggap sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan dan ideal untuk penyimpan energi.
  • Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) harus mendukung penggunaan hidrogen hijau dengan inovasi teknologi, investasi, dan pelatihan keselamatan kerja.

Jakarta, IDN Times - Indonesia terus berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) secara bertahap, sesuai dengan dokumen Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) yang menekankan peningkatan ambisi penurunan emisi. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk mencapai target net zero emission (NZE) di sektor industri pada 2050, lebih cepat 10 tahun dari target nasional.

Plt. Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Reni Yanita mengatakan krisis energi global dan komitmen penurunan emisi harus menjadi perhatian industri, terutama dalam menemukan solusi energi rendah karbon.

"Hidrogen adalah alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan merupakan media penyimpan energi yang ideal, apalagi jika dibangkitkan dari sumber energi terbarukan (green hydrogen),” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (10/9/2024). 

Baca Juga: PLN dan HDF Energy Genjot Kerja Sama di Ekosistem Hidrogen RI

1. Industri bisa mengambil peluang penyediaan infrastruktur dan teknologi

Al Fajriyansyah Asisten Manajer Kimia Balance of Plant (BOP) saat mengecek tekanan pada produk green Hidrogen (H2) di PLTU Pangkalan Susu, Jumat (29/12/2023) (IDN Times/Doni Hermawan)

Penggunaan hidrogen sebagai energi dalam skala besar memerlukan dukungan infrastruktur yang andal, aman, memadai, dan ekonomis untuk produksi, penyimpanan, serta transportasi ke pengguna akhir.

"Oleh karena itu, industri harus bersiap untuk mengambil peluang ini dengan mempersiapkan penyediaan infrastruktur dan teknologi yang paling efisien dan sesuai dengan standar keamanan yang memadai untuk membangun ekosistem hidrogen di Indonesia," ujarnya.

Reni menyatakan Asosiasi Gas Industri Indonesia (AAGI), yang telah berperan aktif sebagai penyedia gas industri sejak 1972, layak diapresiasi, terutama atas dukungannya dalam menangani kebutuhan oksigen selama pandemi Covid-19.

Kemenperin berharap AGII terus mendorong ekspansi anggotanya agar Indonesia mandiri dalam memenuhi kebutuhan gas industri tanpa bergantung pada impor, serta berperan aktif dalam mendukung pengembangan energi terbarukan seperti hidrogen.

2. Industri ungkap adanya tantangan untuk memanfaatkan hidrogen hijau

Pekerja mengecek tabung yang berisikan hidrogen di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (20/11/2023). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII), Rachmat Harsono menilai hidrogen telah menjadi solusi masa depan di tengah meningkatnya permintaan global akan energi bersih karena emisi karbonnya yang rendah.

Dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia berada pada posisi strategis untuk memimpin transisi tersebut. Namun, dia menekankan adanya tantangan dalam memanfaatkan potensi tersebut.

"Diperlukan inovasi teknologi, investasi, serta kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya," kata dia.

Menurutnya, AGII memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung penggunaan hidrogen hijau, baik dari segi teknologi maupun keselamatan kerja, yang penting untuk memastikan operasional industri gas berjalan aman dan mendukung dekarbonisasi berkelanjutan.

Baca Juga: PLN IP Perkuat Ekosistem Hidrogen dari Hulu ke Hilir

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya