TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eks Menkeu Kenang Faisal Basri: Berani dan Vokal Sejak Era Soeharto

Faisal Basri tetap kritis terhadap kawan

Ekonom senior Faisal Basri. (IDN Times/Helmi Shemi)

Intinya Sih...

  • Faisal Basri, ekonom senior yang berpulang pada 5 September 2024, dikenal atas kontribusinya di bidang ekonomi dan kritik konstruktifnya terhadap kebijakan pemerintah.
  • Chatib Basri mengenang Faisal sebagai lentera perubahan yang memperjuangkan demokrasi, memiliki pemahaman mendalam tentang ekonomi, serta karakter penuh integritas dan keberanian.

Jakarta, IDN Times - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri menyampaikan penghormatan terakhir kepada Faisal Basri, seorang ekonom senior yang baru saja berpulang.

Faisal Basri meninggal dunia pada 5 September 2024. Dia wafat pada usia 65 tahun di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta, pada pukul 03.50 WIB.

Sosoknya dikenal luas atas kontribusinya di bidang ekonomi dan kritik konstruktifnya terhadap kebijakan pemerintah. Selain itu, dia merupakan salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dan pernah menjabat sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas pada 2014.

Dalam pernyataannya, Chatib menggambarkan Faisal sebagai sebuah lentera bagi perubahan, yang selalu memperjuangkan demokrasi dan melawan ketidakadilan.

"Saya ingat sosok ini: kemeja biru muda, celana warna khaki, sepatu sandal, ransel di pundak, dengan rambut, yang sedari muda, tak lagi penuh," tulis Chatib melalui akun X pribadinya, Kamis (5/9/2024).

1. Chatib sebut Faisal Basri sudah vokal sejak era Soeharto

Suasana kegembiraan mahasiswa di depan pesawat televisi di gedung MPR/DPR RI ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI di Jakarta, Kamis (21/5/1998). (ANTARA FOTO/Saptono)

Chatib mengenang masa-masa awal kariernya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), ketika sangat sedikit ekonom yang membahas topik ekonomi politik. Dia menyebutkan,, di antara sedikit tokoh yang berani mengangkat isu tersebut adalah Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Sjahrir, dan seorang ekonom muda bernama Faisal Basri.

Chatib, yang saat itu belum menyelesaikan skripsinya, mengaku sangat tertarik dengan ekonomi politik, sebagian karena pengaruh dari Sjahrir, yang juga merupakan gurunya di mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Keterlibatannya dalam gerakan mahasiswa pada masa itu membuatnya banyak berinteraksi dengan Faisal Basri. Chatib mengingat dengan jelas saat mereka mengadakan Seminar Nasional di FEUI, di mana Faisal berani berbicara secara terbuka tentang korupsi, kroniisme, dan ekonomi rente yang mengakar dalam pemerintahan Soeharto.

Keberanian Faisal untuk secara langsung mengkritik pemerintahan di depan mahasiswa membuat Chatib dan teman-temannya merasa tertekan, namun hal itu juga menegaskan karakter Faisal sebagai sosok yang penuh integritas dan keberanian.

"Di masa itu, tak banyak orang berani menuding Soeharto secara langsung dalam diskusi terbuka. Faisal adalah kekecualian," ujarnya.

Menurut Chatib, Faisal Basri tidak hanya seorang teman dan senior, tetapi juga seorang guru yang memiliki pemahaman mendalam tentang ekonomi. Faisal dikenal sebagai ekonom yang tidak hanya marah dan berani, tetapi juga sangat teliti dalam membaca data serta memiliki pandangan ekonomi yang cemerlang dan segar.

Baca Juga: Sri Mulyani: Kritik Faisal Basri Jadi Pengingat buat Kami

2. Chatib sempat ingatkan Faisal Basri untuk periksa kesehatan

Mantan Menkeu dan ekonom M Chatib Basri (YouTube IDN Times)

Chatib menceritakan kedekatannya dengan Faisal Basri sebagai seorang teman. Dia mengungkapkan pada Februari lalu, atas permintaan istri Faisal, Titik, dia mengirim pesan suara untuk mengingatkan Faisal agar segera memeriksakan kesehatannya ke dokter terkait masalah pada matanya.

Dalam pesannya, Chatib dengan bercanda mengatakan jika Faisal jatuh sakit, mereka akan kehilangan kesempatan untuk menikmati makanan Padang bersama, merujuk pada konsep "opportunity cost" yang pasti dipahami Faisal sebagai seorang ekonom.

"Ia menjawab melalui WhatsApp bahwa ia sudah periksa darah dan insha Allah akan segera check up secara menyeluruh. Di ujung pesannya ia menulis: Pingin segera menyantap nasi kapau," tulis Chatib.

Selain itu, Chatib juga mengingat momen terakhir mereka berbicara bersama pada tanggal 16 Agustus 2024 lalu, saat mereka menyambut 900 mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Faisal, seperti biasanya, berbicara dengan lugas, penuh semangat, dan keberanian yang tinggi, membahas isu-isu terkait kelas menengah. Sosok Faisal yang tegas dan berapi-api dalam menyampaikan pandangannya selalu menjadi ciri khas yang dikenang oleh Chatib.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya