Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah tak mampu membalikkan keadaan dari pelemahan terhadap dolar AS pada akhir perdagangan, Rabu (5/6/2024). Mata uang Garuda menutup hari dengan melemah ke Rp16.286,5 per dolar AS.
Dalam laporan yang diterbitkan Bloomberg, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi atau melemah 66,5 poin atau 0,41 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di posisi Rp16.220 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Loyo Pagi Ini, Masih Ada Peluang Menguat Lawan Dolar
1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI
Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tren pelemahan pada Rabu.
Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.282 per dolar AS, menguat tipis dari posisi sebelumnya pada Selasa (5/6/2024) yang berada di Rp16.220 per dolar AS. Rupiah melemah 62 poin terhadap mata uang negara Paman Sam.
Baca Juga: IHSG Lesu Pagi Ini, Ada 5 Saham Potensi Cuan!
2. Pelemahan rupiah imbas sentimen negatif di dalam negeri
Pengamat pasar keuangan Lukman Leong mengamati pelemahan rupiah terjadi di tengah sell-off investor di pasar ekuitas domestik. Itu merujuk pada aksi menjual besar-besaran aset-aset di pasar dalam negeri, biasanya terjadi ketika para investor secara massal menjual aset mereka dalam jangka waktu yang relatif singkat.
“Perlemahan ini murni sentimen negatif internal walau data ekonomi eksternal seperti China caixin yang dirilis pagi lebih kuat dari perkiraan,” tuturnya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Dia mencatat, nilai tukar dolar AS sendiri tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan para investor cenderung menunggu dan melihat perkembangan. Terutama menantikan data Institute for Supply Management (ISM) AS yang akan dirilis malam ini.
Itu mengukur aktivitas ekonomi di sektor layanan AS, yang meliputi berbagai industri seperti perbankan, asuransi, perdagangan ritel, perhotelan, dan lain-lain.
Baca Juga: Lebih dari 10 Ribu Aset Bulog Belum Digunakan Secara Optimal