TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Daya Saing Digital Indonesia Masih Rendah, Ini Strategi Pemerintah

Indonesia belum masuk kategori negara berbasis teknologi

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Indonesia 4.0 Conference and Expo di JIEXPO, Jakarta, Rabu (23/8/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, daya saing digital Indonesia masih rendah karena adopsi teknologi 4.0 oleh industri di dalam negeri belum signifikan.

"Tantangan implementasi industri 4.0 yang masih dirasakan saat ini adalah masih rendahnya tingkat adopsi teknologi, masih lambatnya transformasi digital, maupun infrastruktur penunjang yang belum maksimal, baik di lingkup pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat kita sendiri," katanya dalam Indonesia 4.0 Conference and Expo di JIEXPO, Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Baca Juga: Dirjen HAM: Penerapan HAM di Bisnis Berdampak Daya Saing Produk

Baca Juga: Kabar Baik! Daya Saing Digital di Indonesia Semakin Merata

1. Indonesia belum masuk kategori negara berbasis teknologi

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Indonesia 4.0 Conference and Expo di JIEXPO, Jakarta, Rabu (23/8/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Agus memaparkan, berdasarkan survei competitiveness Indonesia yang dilakukan oleh IMD World Digital Competitiveness Ranking (WDCR) periode 2022, Indonesia hanya berada pada ranking 51 di antara 63 negara.

"Artinya Indonesia belum masuk ke dalam status atau kategori technology-driven country (negara berbasis teknologi)," tuturnya.

Untuk itu, Menperin meminta dukungan seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi implementasi industri 4.0. Dalam hal ini diperlukan dua hal, yaitu sinergi dan kolaborasi seperti yang dilakukan oleh beberapa negara yang berhasil mengimplementasikan teknologi 4.0 dalam industri atau sektor manufakturnya.

"Dan kolaborasi itu harus melibatkan semua stakeholder baik itu pemerintah, pelaku industri, akademisi R&D, technical provider, grup konsultan, dan termasuk ini menurut saya sekarang menjadi sangat penting yaitu financial actors," ujarnya.

Baca Juga: Tak Mau Kalah Saing, Holding BUMN IDSurvey Bidik Bisnis Baru

2. Indonesia telah melakukan 10 strategi prioritas industri 4.0

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Indonesia 4.0 Conference and Expo di JIEXPO, Jakarta, Rabu (23/8/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Dijelaskan Agus, selama 5 tahun perjalanan Making Indonesia 4.0, pemerintah telah melakukan beberapa agenda yang tertuang dalam 10 strategi prioritas nasional Making Indonesia 4.0 yang meliputi perbaikan alur aliran barang dan material, desain ulang zona industri, dan akomodasi standar-standar keberlanjutan (sustainability).

Selanjutnya, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan.

"Memperkuat hal tersebut, pemerintah juga menetapkan tujuh sektor industri prioritas yang dinilai berkontribusi besar dalam peningkatan PDB, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, industri otomotif, industri kimia, industri elektronika, industri farmasi, dan industri alat kesehatan," tuturnya.

Baca Juga: Menperin Agus Paparkan 3 Isu Penting di ASEAN-Jepang Business Week

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya