TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Baru Dilantik, Wamen Investasi Godok Fasilitas Impor Mesin Pertanian

Untuk percepat swasembada pangan

Wakil Menteri Investasi, Yuliot Tanjung (tengah) (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya Sih...

  • Wamen Investasi Yuliot Tanjung umumkan fasilitas impor bagi perusahaan pertanian untuk mendukung program ketahanan pangan dan energi di Merauke.
  • Rencana investasi perkebunan tebu terintegrasi mencapai 5,62 miliar dolar AS atau setara Rp83,27 triliun dengan klaster wilayah lebih dari 2 juta ha.

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri (Wamen) Investasi Yuliot Tanjung mengumumkan rencana pemerintah untuk memberikan fasilitas impor bagi perusahaan pertanian.

Yuliot mengatakan, kebijakan tersebut diperlukan untuk mendukung program ketahanan pangan dan energi, yang saat ini sedang berjalan di Merauke melalui pengembangan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik.

Fasilitas pembebasan bea masuk akan diberikan terutama untuk mekanisasi pertanian perkebunan guna memperkuat ketahanan pangan dan energi.

“Fasilitas importasi mesin peralatan untuk sektor pertanian itu kan tidak ada. (Saat) ini harus melalui mekanisme normal, bayar bea masuk. Padahal kebutuhan kita ke depan, khususnya untuk pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan energi itu, perlu sektor pertanian kita masukkan sebagai sektor yang mendapatkan fasilitas,” kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/7/2024).

Baca Juga: Yuliot Tanjung Bakal Dilantik Jadi Wakil Menteri Investasi Sore Ini

1. Pantau investasi perkebunan tebu dan industri gula di Merauke

Pengembangan lahan pertanian di Papua Selatan, khususnya kabupaten Merauke. (dok. Kementan)

Rencana pemberian fasilitas impor dibahas pada Rapat Koordinasi Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, di Kantor Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Jumat (19/7/2024).

Yuliot juga memaparkan perkembangan investasi perkebunan tebu dan industri gula di Merauke. Saat ini, pengembangan klaster 3 dari lahan tebu seluas 2 juta hektare (ha) di Kabupaten Merauke terus berjalan. Pembangunan industri gula di klaster 3 direncanakan mencakup lima pabrik yang akan terintegrasi dengan bioetanol.

“Sudah disiapkan infrastruktur dan pendanaan oleh pelaku usaha untuk pelatihan di Kabupaten Merauke agar masyarakat setempat terlibat,” tuturnya.

Baca Juga: Profil Yuliot Tanjung, Direktur BKPM yang Jadi Wakil Menteri Investasi

2. Apresiasi perusahaan yang terlibat dalam investasi

Petani, mahasiswa, dan TNI mengembangkan lahan pertanian di Papua Selatan, Merauke. (dok. Kementan)

Selain itu, telah dibangun Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) dan kerja sama dengan Sugar Research Australia (SRA) telah dilakukan. Yuliot memberikan apresiasi atas keseriusan perusahaan dalam merealisasikan rencana investasi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

“Kami sudah melihat bagaimana fasilitas yang sudah disiapkan. Standar yang disiapkan jauh lebih baik daripada fasilitas yang ada di Australia sendiri. Jadi, kita melihat ada keseriusan dari pelaku usaha,” ujarnya.

Rencana total investasi perkebunan tebu terintegrasi untuk swasembada gula dan bioetanol klaster 3 di wilayah tersebut mencapai 5,62 miliar dolar AS atau setara Rp83,27 triliun.

Investasi ini mencakup perkebunan tebu dengan teknologi mekanisasi pertanian sebesar Rp29,2 triliun, pembangunan lima pabrik gula dan bioetanol senilai Rp53,8 triliun, pembangunan pusat pelatihan sumber daya manusia senilai Rp120 miliar, dan pembangunan fasilitas riset dan inovasi sebesar Rp150 miliar per tahun.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya