TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Antisipasi Kendala Pasokan, SKK Migas Bakal Kumpulkan Aktor Migas

Untuk muluskan target produksi 1 juta barel minyak

Konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Intinya Sih...

  • Target produksi 1 juta barel minyak & 12 miliar kaki kubik gas per hari
  • Khawatir akan terjadinya backlog dalam pengadaan barang dan jasa untuk proyek-proyek besar

Jakarta, IDN Times - Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko menyatakan, tahun ini akan banyak proyek-proyek besar yang dilaksanakan untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari.

Di sisi lain, para bos-bos perusahaan di hulu minyak dan gas bumi (migas) khawatir akan terjadinya backlog dalam pengadaan barang dan jasa untuk proyek-proyek besar tersebut. Terlebih, saat ini ada empat proyek strategis nasional (PSN), yaitu BP Tangguh, UCC, Blok Abadi Masela, dan Geng North.

“Para CEO itu concern bahwa takut ada backlog dalam pengadaan barang-barang dan jasa dalam pengadaan proyek-proyek besar,” kata dia dalam konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Rudi mengungkapkan, proyek-proyek besar yang hampir bersamaan pelaksanaannya ditargetkan mulai beroperasi pada 2027-2028, dengan Geng North menjadi yang paling cepat. Sementara itu, proyek Masela diperkirakan akan beroperasi sekitar 2030-an.

1. SKK Migas bakal kumpulkan para aktor utama di industri migas

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Rudi menyatakan, kekhawatiran bahwa industri hulu migas tidak hanya berkembang di Indonesia tetapi juga secara regional dan global, terutama di Timur Tengah. Hal itu menyebabkan banyak sumber daya tersedot ke sana.

“Sebetulnya yang kita khawatirkan juga adalah bergeraknya industri hulu migas itu tidak hanya di Indonesia, tapi di regional, bahkan di dunia. Jadi di Middle East itu cukup masif,” tuturnya.

Oleh karena itu, SKK Migas akan mengumpulkan semua pemangku kepentingan guna mendukung proyek-proyek besar migas di dalam negeri. Fokus utamanya pada quality, cost, dan delivery (QCD).

“Karena kalau cost-nya nanti terlalu tinggi itu yang kita takutkan adalah mengganggu keekonomian. Quality pasti kita concern dengan quality dan delivery juga karena ini semua target-target delivery-nya itu udah kita masukkan ke lockdown plan,” tuturnya.

Baca Juga: 10 Perusahaan Migas dengan Produksi Minyak Terbesar di Indonesia

2. Ada sejumlah tantangan dan risiko yang akan dibahas bersama

Kilang Pertamina Internasional EP (dok. PIEP)

Selama tiga hari, yaitu 14-16 Agustus 2024, Supply Chain & National Capacity Summit 2024 di Jakarta Convention Center akan mengumpulkan pemangku kepentingan utama. Mereka termasuk pembuat kebijakan sektor hulu migas, untuk membahas tantangan dan peluang dalam ketahanan rantai pasok, peningkatan kapasitas nasional, dan masa depan industri hulu migas.

Rudi mencontohkan, seperti di Surabaya dan Batam, Supply Chain & National Capacity Summit 2024 akan menyajikan sesi diskusi, presentasi, dan forum grup. Para pembicara akan membahas tantangan utama sektor hulu migas, termasuk manajemen supply chain, alokasi sumber daya, optimasi logistik, dan mitigasi risiko.

“Hari pertama kita akan mendengarkan input dari pakar-pakar internasional bagaimana sebenarnya keadaan pasar di luar negeri, keadaan pasar supply and demand, dan juga pergerakan harga nanti kita akan dengarkan. Dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain yang dalam rangka menunjang proyek-proyek di dalam negeri,” tuturnya.

Baca Juga: Indonesia Gandeng Perusahaan China untuk Garap Blok Migas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya