TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Strategi Investasi Kripto Jangka Panjang untuk Pemula  

Kamu harus membangun portofolio yang lebih tangguh

ilustrasi investasi Bitcoin (pexels.com/Leeloo The First)

Berinvestasi dalam kripto tidak selalu tentang mengejar keuntungan cepat. Investasi kripto jangka panjang bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun kekayaan dan mencapai tujuan finansial. Namun, dengan volatilitas pasar yang tinggi, kamu harus memiliki strategi yang tepat untuk melakukan investasi jangka panjang.

Bagi kamu yang tertarik untuk memulai investasi kripto, ada beberapa strategi jangka panjang yang telah terbukti efektif. Strategi-strategi ini tidak hanya membantu mengurangi risiko, tetapi juga berpotensi menghasilkan keuntungan yang signifikan seiring berjalannya waktu. Simak beberapa strategi investasi kripto jangka panjang yang bisa kamu terapkan, terutama untuk pemula, nih!

1. Diversifikasi portofolio

bitcoin dan altcoin (pexels.com/Worldspectrum)

Diversifikasi portofolio adalah strategi investasi yang melibatkan penyebaran investasi Anda ke berbagai jenis aset untuk mengurangi risiko. Dalam konteks kripto, kamu tidak hanya berinvestasi pada satu jenis mata uang kripto, tetapi juga dalam berbagai aset seperti Bitcoin, Ethereum, dan altcoin lainnya. Diversifikasi membantu mengurangi dampak negatif dari fluktuasi harga yang ekstrem pada satu aset tertentu.

Diversifikasi tidak hanya berlaku pada jenis kripto, tetapi juga mencakup berbagai sektor dalam dunia blockchain. Kamu bisa berinvestasi di stablecoin untuk stabilitas, platform DeFi untuk pertumbuhan, atau bahkan proyek NFT untuk peluang unik. Dengan memiliki portofolio yang tersebar di berbagai jenis aset kripto, kamu bisa memaksimalkan potensi pertumbuhan di banyak sektor tanpa harus terlalu bergantung pada satu jenis aset saja. Strategi ini termasuk dalam prinsip investasi yaitu jangan meletakkan semua aset kamu dalam satu keranjang.

Baca Juga: 10 Cara Perkenalkan Produk Baru ke Pasar agar Dikenal Banyak Orang

2. Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)

ilustrasi trading crypto (pexels.com/RDNE Stock project)

Dollar-Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi di mana kamu secara rutin membeli aset kripto dalam jumlah tetap, terlepas dari harga pasar saat itu. Dengan melakukan investasi bertahap ini, kamu mengurangi risiko membeli kripto dalam jumlah besar saat harga sedang tinggi, dan secara otomatis membeli lebih banyak saat harga rendah. Strategi ini efektif untuk jangka panjang karena membantu mengatasi volatilitas pasar kripto yang ekstrem.

DCA juga cocok bagi investor yang ingin membangun portofolio secara bertahap tanpa harus mengeluarkan modal besar sekaligus. Misalnya, kamu bisa mengatur pembelian bulanan atau mingguan terhadap aset kripto yang kamu percayai. Dalam jangka panjang, strategi ini cenderung menghasilkan harga rata-rata yang lebih stabil dan dapat mengurangi dampak dari fluktuasi harga harian. Bagi pemula yang merasa pasar kripto terlalu rumit atau tidak dapat diprediksi, DCA memberikan cara yang sederhana dan disiplin untuk mengembangkan portofolio dengan risiko yang lebih terkendali.

3. Manfaatkan staking dan yield farming untuk pendapatan pasif

ilustrasi grafik dalam market (pexels.com/AlphaTradeZone)

Staking dan yield farming adalah dua strategi yang memungkinkan investor kripto untuk menghasilkan pendapatan pasif dari aset yang mereka miliki. Staking adalah proses mengunci aset kripto dalam jaringan blockchain untuk mendukung operasi jaringan, seperti validasi transaksi dan keamanan. Sebagai imbalannya, kamu akan menerima hadiah dalam bentuk token tambahan. Staking biasanya dilakukan pada jaringan yang menggunakan mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS) atau variannya.  Keuntungan utama dari staking adalah stabilitas dan prediktabilitas imbalan yang diterima, yang membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi investor jangka panjang yang mencari pendapatan pasif.

Di sisi lain, yield farming adalah strategi yang lebih kompleks dan biasanya dilakukan di platform DeFi (Decentralized Finance). Investor meminjamkan aset mereka di liquidity pool atau proyek DeFi lainnya untuk mendapatkan bunga atau reward. Meski yield farming menawarkan potensi pengembalian yang tinggi, risikonya juga lebih besar dibanding staking, karena fluktuasi nilai aset yang digunakan dalam DeFi bisa sangat tajam. Namun, jika dikelola dengan bijak dan dilakukan di platform yang terpercaya, yield farming bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang menguntungkan.

Verified Writer

Theodore Siagian

ig : the_namora

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya