TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli, Yuk Dicek!

Kondisi ini sangat dekat dengan kehidupan kita, lho

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan masih menjadi salah satu permasalahan yang perlu disoroti di Indonesia. Dilansir Badan Pusat Statistik,  jumlah penduduk miskin pada September 2022 berada di angka sebesar 26,36 juta orang. 

Namun, sebenarnya apa itu kemiskinan? Kemiskinan kerap kali diartikan sebagai suatu kondisi di mana seseorang mengalami serba kekurangan. Agar lebih paham dan mengerti definisi dari kemiskinan, yuk, kita simak 10 pengertian kemiskinan menurut para ahli di bawah ini.

Baca Juga: Pengangguran Musiman: Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya

1. Soerjono Soekanto

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Soerjono Soekanto merupakan seorang Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Universitas Indonesia. Ia mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak dapat serta tidak sanggup untuk memelihara dirinya sendiri dengan suatu taraf kehidupan kelompok.

Selain itu, kemiskinan juga diartikan dengan kondisi di mana seseorang tidak mampu untuk memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut di masyarakat. Dengan definisi tersebut, terlihat bahwa kita perlu membantu pemerintah untuk mengentaskan masalah kemiskinan di Indonesia. 

2. Amartya Sen

Ilustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Seorang ekonom serta filsuf asal India bernama Amartya Sen menyampaikan bahwa seseorang dikatakan miskin jika mengalami capability deprivation di mana seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantif.

3. Levitan

ilustrasi kemiskinan (Pexels.com/Yogendra Singh)

Menurut Levitan pada tahun 1996, kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak di dalam sebuah masyarakat.

Di Indonesia sendiri, dapat kamu lihat secara nyata bahwa masih banyak daerah terpencil yang masih kekurangan fasilitas. Tak hanya kekurangan fasilitas, bahkan akses untuk ke berbagai fasilitas yang ada masih sulit. 

4. Futurchman dan Marcelinus Moko

Ilustrasi tunawisma (IDN Times/Besse Fadhilah)

Futurchman dan Marcelinus Moko mengatakan bahwa kemiskinan adalah sebuah ketidakmampuan individu atau rumah tangga yang ada untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Baca Juga: 5 Jenis Post Media Sosial yang Harus Dicoba Bisnismu, Catat!

5. Suparlan

Poverty (Pixabay.com/Frantisek Krejci)

Memiliki nama lengkap Parsudi Suparlan, ia merupakan seorang penulis yang berkutat di topik manusia, kebudayaan, dan lingkungan. Menurut Suparlan, kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah ataupun segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umummnya berlaku di masyarakat bersangkutan.

6. Reitsma dan Kleinpenning

Ilustrasi kemiskinan di Afrika Selatan. (Pexels.com/Dazzle Jam)

Reitsma dan Kleinpenning menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan suatu ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan yang bersifat material dan juga non material.

7. Friedman

Ilustrasi kemiskinan (unsplash.com/Nick Fewings)

Friedman adalah seorang ekonom asal Amerika dan juga merupakan seorang intelektual publik. Ia menyatakan bahwa kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial yang meliputi aset seperti tanah, perumahan, peralatan, dan kesehatan, dan sumber keuangan seperti pendapatan dan kredit yang memadai. 

Baca Juga: 10 Perusahaan Investasi Terbesar di Dunia, BlackRock Menguasai Dunia?

8. Oscar Lewis

ilustrasi kemiskinan (pexels.com/@Mumtahina_Tanni)

Merupakan seorang antropolog Amerika, Oscar Lewis mendefinisikan kemiskinan sebagai kelompok yang mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik psikologis sosial dan ekonominya.

9. Drewnowski

Ilustrasi kemiskinan (pexels.com/abhishek goel)

Drewnowski menyebutkan bahwa kemiskinan diukur mengunakan indikator-indikator sosial sehingga dapat diketahui tingkat-tingkat kehidupan. Ia menjelaskan ada tiga tingkatan kebutuhan untuk menentukan tingkatan kehidupan seseorang, yaitu sebagai berikut:

  • Kehidupan fisik dasar meliputi gizi, nutrisi, perlindungan dan perumahan serta kesehatan
  • Kebutuhan budaya dasar bisa meliputi pendidikan, hiburan, rekreasi dan jaminan sosial
  • High income yaitu meliputi pendapatan yang surplus atau lebih

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya