Strategi MRT Kurangi Antrean Pengguna: Pakai Sistem Tokenisasi
Penumpang naik dulu baru saldo terpotong belakangan
Intinya Sih...
- Lonjakan penumpang MRT Blok M BCA mencapai 286.445 orang akibat promo HUT ke-497 dengan tarif Rp1.
- PT MRT menggandeng Bank Indonesia untuk mengkaji sistem tokenisasi pembayaran agar lebih cepat, dengan target kurang dari satu detik.
- Kartu uang elektronik masih dominan digunakan oleh 80 persen pengguna, PT MRT akan berkoordinasi mencari formula pembayaran yang lebih cepat.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Situasi terlihat padat di stasiun MRT Blok M BCA pada akhir Juni 2024 lalu. Rupanya warga Jakarta memanfaatkan momen tarif Rp1 dalam rangka HUT ke-497.
Dalam pandangan IDN Times ketika itu, petugas sampai harus meminta warga untuk mengambil jalur antrean di sisi lain. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan antrean penumpang untuk masuk ke gate.
Lonjakan penumpang itu diakui oleh Digital and Information Technology Infrastructure Business Department Head PT MRT, Ezron Yotham Sinaga. Dalam datanya pada periode 22 Juni-23 Juni 2024 lalu terjadi lonjakan penumpang yang mencapai 286.445 orang. Peningkatan penumpang yang drastis itu dipicu warga yang memanfaatkan promo Rp1.
Namun, Ezron mengakui membuat proses pembayaran yang cepat masih menjadi tantangan bagi PT MRT (Perseroda). Itu sebabnya PT MRT menggandeng Bank Indonesia untuk mengkaji sistem tokenisasi pembayaran. Tujuan MRT, kata Ezron, ingin tiap transaksi di pintu sentuh (tapping gate) kurang dari satu detik.
"Jadi, dengan sistem tokenisasi bagaimana token dulu, valid dulu, baru pembayaran belakangan. Itu yang sedang kami pikirkan dan kembangkan," ujar Ezron di Gedung Transport Hub, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.