TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trader Merapat! Ini 3 Rekomendasi Saham Pekan Ini

Perhatikan juga sentimen pekan ini ya!

Ilustrasi IHSG. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat di level 6.977 atau naik 2,47 persen pada akhir perdagangan pekan lalu. IHSG pun sedikit lagi bisa tembus ke level 7.000.

Community Lead IPOT, Angga Septianus menyatakan, penguatan IHSG tidak lepas dari adanya dua sektor yang jadi top gainers pekan lalu, yakni IDX Infrastructure dan IDX Technology.

"Geliat IHSG tertopang top gainers pada minggu lalu yakni sektor IDX Infrastructures yang naik sebesar 8,81 persen dan IDX Techno yang naik sebesar 3 persen," kata Angga, dalam pernyataan resminya, Senin (20/11/2023).

Adapun sektor yang memperlambat laju IHSG pada minggu lalu adalah IDX Non-Cyclical dan IDX Industrial. Dua sektor tersebut tercatat menjadi top losers IHSG pekan lalu.

"Sektor yang menjadi top losers pada minggu lalu yakni IDX Non-Cyclical yang melemah -0,52 persen dan IDX Industrial yang melemah sebesar -0,11 persen," ujar Angga.

Baca Juga: Cek! Ini Saham-saham yang Menguat di Akhir Pekan

1. Sentimen yang memengaruhi pasar modal pekan lalu

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Angga, ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu. Pertama adalah aliran masuk dana asing alias foreign net inflow, kedua harga minyak dunia, dan data ekonomi.

Angga menegaskan, pekan lalu adalah minggu pertama dengan foreign net inflow setelah outflow masif dalam sebulan terakhir. Asing mulai masuk lagi karena rupiah yang terus menguat di level Rp15.424.

"Penguatan rupiah disebabkan US treasury yield terkoreksi cukup dalam. US treasury yield terkoreksi dalam setelah data inflasi AS di bawah ekspektasi. Tanda-tanda The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga dan akan ada soft landing untuk ekonomi AS," ucap Angga.

Di sisi lain, harga minyak kembali menguat di hari terakhir minggu lalu. Pada 17 November lalu WTI ada di level 76,06 (+4,04 persen) dan Brent di 80,61 (+4,12 persen). Namun, secara mingguan masih melemah -2,74 persen.

"Menariknya, laporan bulanan pasar minyak OPEC menunjukkan permintaan masih kuat di tengah Irak yang mendukung pemangkasan pasokan dari OPEC hingga akhir tahun," kata Angga.

Sementara itu terkait sentimen data ekonomi, ada data-data menarik terkait data ekonomi dari AS. Inflasi AS melambat lebih cepat dibandingkan dengan konsensus pasar. Investor akan lebih percaya diri dengan kenaikan suku bunga yang sudah selesai.

“Dihadapkan pada retail sales yang kuat maka dapat dianggap bahwa konsumsi secara keseluruhan membaik dengan inflasi yang mereda," ujar Angga.

Baca Juga: BEI Galakkan Investasi Wakaf Saham di Kalangan Anak Muda

2. Sentimen pekan ini

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Angga menyebutkan ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan trader pada minggu ini, yakni sentimen Rebalancing Index FTSE, suku bunga Bank Indonesia (BI), dan FOMC Minutes.

Terkait Rebalancing Index FTSE, di FTSE Large Cap ada PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang masuk MSCI dan efektif 1 Desember 2023.

Sementara itu, di FTSE Mid Cap ada PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) dan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM). Rebalancing FTSE sendiri efektif 18 Desember 2023.

“Suku Bunga BI ekspektasinya stay di 6 persen dan komentar The Fed di FOMC Minutes akan memastikan apakah suku bunga sudah selesai dinaikin apa belum. Sementara itu, investor sendiri optimis sudah selesai, karena data inflasi yang bagus dan mulai mendekati target,” ucap Angga.

Baca Juga: Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya Indonesia, Miliarder ke-25 Dunia!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya