TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

OJK: Aset Jasa Industri Keuangan Tembus Rp34 Ribu Triliun

Industri jasa keuangan berkontribusi terhadap PDB RI

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD) 2024-2028. (IDN Times/Triyan)

Intinya Sih...

  • Aset industri jasa keuangan RI mencapai lebih dari Rp30 ribu triliun, kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.
  • Kontribusi industri jasa keuangan Indonesia terhadap PDB masih kecil dibanding negara ASEAN lainnya, ruang pengembangan sektor jasa keuangan masih terbuka lebar.

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK), Mahendra Siregar mengungkapkan, aset industri jasa keuangan saat ini telah mencapai lebih dari Rp30 ribu triliun.

"Saat ini total aset ditambah kapitalisasi industri jasa keuangan secara keseluruhan telah mencapai Rp34 ribu triliun," kata Mahendra, dikutip dari ANTARA, Kamis (22/8/2024).

Dia menambahkan, dengan aset tersebut, industri jasa keuangan telah memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

1. Kontribusi jasa keuangan RI masih kalah dengan negara ASEAN lain

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski begitu, jika dibandingkan negara-negara Asia Tenggara alias ASEAN lainnya, kontribusi industri jasa keuangan Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) terbilang masih kecil.

"Artinya, ruang untuk peningkatan nilai tambah dan kontribusi sektor jasa keuangan terhadap perekonomian nasional masih sangat besar," ujar dia.

Baca Juga: BPS-OJK Rilis SNLIK 2024, Literasi Keuangan RI Capai 65,43 Persen

2. Didukung tingkat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, Mahendra mengatakan bahwa ruang pengembangan sektor jasa keuangan masih terbuka luas. Ini mengingat tingkat inklusi keuangan RI mencapai 75 persen dan indeks literasi keuangan sebesar 65,43 persen.

"Kami meyakini bahwa literasi dan inklusi keuangan yang kuat menjadi kunci peningkatan likuiditas pendalaman pasar dan penyaluran pembiayaan untuk memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia.

Baca Juga: Aset Industri Asuransi Capai Rp1.126,26 Triliun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya