TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kelas Menengah Turun, Pemerintah Perlu Genjot Daya Beli Masyarakat

Konsumsi rumah tangga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi

Handaka Santosa, CEO SOGO Indonesia/Ketua Umum Apregindo dalam acara RealTalk with Uni Lubis pada Rabu (11/9/2024). (IDN Times/Tata Firza)

Intinya Sih...

  • Pemerintah harus meningkatkan konsumsi rumah tangga agar pertumbuhan ekonomi kuartal III tetap 5 persen.
  • Kelas menengah di Indonesia menurun, dampaknya pada pertumbuhan ekonomi RI kuartal II-2024 turun menjadi 5,05 persen.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah punya pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III nanti bisa tetap di kisaran 5 persen. Peningkatan konsumsi rumah tangga terasa berat mengingat angka kelas menengah di Indonesia saat ini tengah dalam kondisi menurun dibandingkan beberapa tahun silam.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (APREGINDO) sekaligus Direktur PT Mitra Adiperkasa Tbk, Handaka Santosa, mengatakan, penurunan kelas menengah itu sejalan dengan menyusutnya pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2024.

"Sebetulnya bagaimana menaikkan itu yang harus kita pikirkan. Kalau menaikkan, tentunya kegiatan ekonomi, hasilnya itu yang kita naikkan, maka akan berefek kepada daya beli dan kelasnya akan stabil atau malahan bisa naik," ujar Handaka dalam program Real Talk with Uni Lubis di IDN HQ Jakarta, Rabu (11/9/2024).

"Kalau kita lihat saja dalam kuartal pertama 2024, GDP growth kita 5,11 dan ternyata tadi yang disampaikan cocok juga, memang GDP growth kuartal II ini turun menjadi 5,05 persen. Kalau nanti kuartal III ini turun lagi jadi di bawah 5 persen, misalnya 4,98 persen, tentu hal ini yang akan membuat kita semua was-was," sambung dia.

1. Konsumsi rumah tangga bisa jadi solusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Oleh karena itu, jika pemerintah ingin tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tetap pada level 5 persenan, kata dia, maka konsumsi rumah tangga perlu ditingkatkan.

Handaka menilai, konsumsi rumah tangga memainkan peran besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Yang saya pikirkan adalah bagaimana bisa meningkatkan kegiatan ekonomi ini dan tepat pada bidang yang bisa mempengaruhi dengan cepat. Konsumsi rumah tangga ini yang terbesar, 54 persen mempengaruhi GDP growth. Ekonomi Indonesia tumbuhnya dari konsumsi rumah tangga," kata Handaka.

Baca Juga: Cawagub DKI Kun Wadana: UMKM Pilar Utama Ekonomi Jakarta

2. Daya beli perlu dijaga

Festival Kuliner NonHalal di Solo Paragon, Mall. (IDN Times/Larasati Rey)

Handaka menambahkan, dalam konsumsi rumah tangga dibagi menjadi beberapa segmen, yakni kelas bawah, menengah, menengah atas, dan menengah.

Maka dari itu, seluruh pihak mulai dari pemerintah hingga pelaku industri perlu menjaga daya beli segmen-segmen tersebut. Namun, tantangan yang ada saat ini adalah angka kelas menengah di Indonesia turun sehingga membuat daya beli berkurang.

"Ini semua kita gerakkan agar mereka mengonsumsi produk-produk di Indonesia, bukan di luar negeri. Jadi saya mengharapkan agar pemerintah bisa memikirkan secara terintegrasi, bukan sepotong-sepotong karena pasti hasilnya beda kalau kita satu integral gitu dan hasilnya akan lebih bagus dan kedua menyeluruh, jangan sepotong-potong," tutur Handaka.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya