TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Industri Baja Hadapi Banyak Tantangan, IISIA Gelar IBF 2023

IBF 2023 bakal membahas tantangan industri baja nasional

Konferensi pers IISIA Business Forum 2023 (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Industri baja nasional diprediksi bakal terus meningkat setiap tahunnnya. The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) memproyeksikan bahwa kebutuhan baja nasional pada 2045 mencapai 100 juta ton, dengan nilai investasi mencapai 100 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp1.500 triliun.

Chairman IISIA, Purwono Widodo mengatakan, hal tersebut merupakan potensi baik bagi industri baja mengingat saat ini pemerintah sedang gencar melakukan proyek pembangunan nasional, dan baja merupakan salah satu material utamanya.

Namun, sambung Purwono, industri baja nasional juga menghadapi tantangan berupa tingkat utilisasi kapasitas produksi baja nasional yang masih rendah.

"Tantangan lain yang perlu dihadapi adalah industri baja harus mampu menghasilkan produk baja rendah emisi karbon dalam upaya mengimplementasikan Green Industry menuju Net Zero Emission yang ditargetkan tercapai pada tahun 2050," ucap Purwono di Kantor Kadin, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Baca Juga: Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN Tembus 9,5 Juta Ton

1. Gelaran IBF 2023

Konferensi pers IISIA Business Forum 2023 (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sejalan dengan tantangan tersebut, IISIA bersama KADIN Indonesia dengan dukungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal menggelar IISIA Business Forum (IBF) 2023 pada 9 hingga 11 November 2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten.

IBF 2023 digelar dengan tujuan menunjukkan perkembangan industri baja nasional, memperlihatkan teknologi terbaru pembuatan besi baja terutama teknologi yang terkait dengan green industry.

IBF 2023 juga menghadirkan pihak-pihak terkait persoalan tersebut guna mendiskusikan dan merumuskan bersama pengembangan industri baja nasional ke depan, mematangkan penyusunan roadmap pengurangan emisi CO2 di industri baja nasional menuju target Net Zero Emission serta mendorong business matching antara anggota IISIA dan anggota KADIN Indonesia.

"Tema IBF 2023 kali ini adalah Industri Baja Nasional untuk Kemandirian Bangsa. Tema tersebut dipilih sesuai dengan situasi kita yang menghadapi kompleksitas tantangan ekonomi baik ditingkat global maupun nasional, yang perlu disikapi oleh industri besi dan baja nasional agar menjadi semakin tangguh dan mandiri, serta menguatkan kolaborasi dan sinergi antara semua pihak yang terlibat dalam kemajuan industri baja nasional," tutur Purwono.

2. Peran penting IBF 2023 buat industri baja nasional

Baja adalah salah satu jenis logam terkuat. (azom.com)

Sementara itu, Pelaksana harian (Plh) Ketua Umum KADIN Indonesia, Yukki N Hanafi menyatakan, IBF 2023 memiliki peranan penting dalam memperkuat sinergi dan kolaborasi di antara pelaku industri dan pemerintah.

"Event IBF 2023 ini tentu akan semakin menguatkan sinergi dan kolaborasi antara pelaku industri, asosiasi, pemerintah, dan seluruh stakeholder terkait sebagai penggerak roda perekonomian untuk kemajuan Indonesia," kata Yukki.

Selain itu, IBF 2023 diyakini akan menjadi wadah yang mampu memfasilitasi business matching antara stakeholder di dalam industri baja dan dapat membuka pintu bagi kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan dan memajukan pertumbuhan industri baja.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya