TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Donald Trump atau Kamala Harris Jadi Presiden AS, Dolar Tetap Menguat

Keduanya ingin kembalikan AS jadi pusat manufaktur dunia

ilustrasi pria memegang banyak uang dolar (Pexels.com/Aukid phumsirichat)

Intinya Sih...

  • Dolar AS diproyeksikan tetap menguat setelah pemilu usai, tidak terpengaruh oleh hasil presiden baru.
  • Kurs rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan mengalami penguatan pada semester-II 2024, seiring penurunan suku bunga The Fed.
  • Tren penguatan rupiah bisa berlanjut hingga 2025 jika The Fed terus menurunkan suku bunganya, dengan asumsi dua kali tahun ini dan empat kali di tahun depan.

Jakarta, IDN Times - Dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan akan tetap menguat setelah pertarungan Donald Trump dan Kamala Harris dalam pemilu usai. Siapapun yang keluar sebagai presiden baru AS tidak akan membuat dolar melemah terhadap mata uang negara lain, terutama rupiah.

Senior Economist DBS Bank, Radhika Rao mengatakan, baik Trump atau Harris yang memenangi pemilu tidak akan mengubah banyak hal.

"Keduanya sama-sama anti China dan keduanya sama-sama ingin mengembalikan industri manufaktur ke AS. Dolar akan tetap menguat, semua pihak tidak akan melihat dolar bakal mengalami pelemahan yang dalam setelah Pemilu AS," tutur Radhika kepada awak media, di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Baca Juga: Ini Faktor yang Bikin Rupiah Bakal Menguat atas Dolar AS Tahun Ini

1. Kurs rupiah bisa menguat atas dolar AS

ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Kendati demikian, nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan bakal mengalami penguatan pada semester-II 2024 nanti. Hal itu seiring dengan perkiraan penurunan suku bunga The Fed atau Bank Sentral AS.

Equities Specialist DBS Group Research, Maynard Arif mengungkapkan, The Fed diproyeksikan bakal menurunkan suku bunganya pada pertemuan September nanti sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5 persen.

"Dengan penurunan suku bunga oleh The Fed, kita harapkan dolar akan lemah sehingga rupiah menguat, jadi juga akan membantu sentimen terhadap pasar di semester dua. Jadi untuk tahun ini kita melihat trennya ada penguatan rupiah, tapi mungkin masih sekitar 16 ribuan," tutur Maynard.

2. Rupiah bisa kembali ke level Rp15.000 per dolar AS

ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski begitu, Maynard menjelaskan bahwa tren penguatan rupiah bisa terus berlanjut hingga 2025 jika The Fed memutuskan untuk terus menurunkan suku bunganya.

"Kalau Fed terus memotong suku bunga, kita harapkan juga penguatan rupiah masih bisa terlanjut sampai di tahun 2025. Kita melihat sih ya di 2025 ini lebih mengarah ke 15.000," ujar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya