Cuma 23 Persen Lulusan Perguruan Tinggi Masuk Pasar Kerja, Sad Banget!
Sisanya datang dari pendidikan menengah ke bawah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bogor, IDN Times - Produktivitas sumber daya manusia (SDM) nasional menjadi satu dari tiga tantangan bonus demografi yang dihadapi Republik Indonesia pada 2030 mendatang. Saat ini, SDM Indonesia belum bisa cukup bersaing dengan SDM dari negara-negara lain.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati pada saat menghadiri Unite For Education (UFE) Sustainability Forum ke-12 yang diselenggarakan oleh PermataBank, Rabu (25/1/2023).
"Dari 72,72 persen penduduk usia produktif, hanya 23 persen dari perguruan tinggi kita yang bisa masuk ke pasar kerja. Sementara sisanya pendidikan menengah ke bawah jadi secara nasional produktivitas kita memang masih belum bisa bersaing dengan negara lain," tutur Kiki.
Baca Juga: Sandiaga: 3,6 Juta Lapangan Kerja Baru Tercipta di Sektor Parekraf
Baca Juga: Mantap! 27 Ribu Tenaga Kerja Terserap di Festival Film Bulanan 2022
1. Tantangan ketersediaan lapangan kerja
Ketersediaan lapangan kerja juga menjadi tantangan dari bonus demografi yang dihadapi RI delapan tahun lagi. Kiki menjelaskan, tiap tahunnya ada 1,65 juta lulusan perguruan tinggi dan 1,8 juta lulusan tingkat SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan studi.
"Artinya ada 3,45 juta pencari kerja baru tiap tahun," ujar dia.
Baca Juga: 10 Lowongan Kerja Lulusan SMA Gaji 10 Juta, Cek di Sini!