TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPS-OJK Rilis SNLIK 2024, Literasi Keuangan RI Capai 65,43 Persen

Indeks inklusi keuangan RI 75,2 persen

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti (youtube.com/BPS)

Intinya Sih...

  • Indeks inklusi keuangan RI mencapai 75,2 persen menurut hasil SNLIK 2024.
  • Indeks literasi dan inklusi keuangan konvensional lebih tinggi dibandingkan syariah.
  • BPS menggunakan metode stratifikasi dalam pelaksanaan lapangan untuk mendapatkan hasil SNLIK 2024.

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024. Berdasarkan hasil SNLIK 2024, indeks literasi keuangan di Indonesia mencapai 65,43 persen.

Selain itu, survei tersebut menghasilkan temuan berupa indeks inklusi keuangan di Indonesia sebesar 75,02 persen.

"Jadi 65,43 persen dari populasi Indonesia memenuhi kriteria well literate dan 75,2 persen dari masyarakat Indonesia menggunakan, memiliki akses terhadap produk dan jasa layanan keuangan," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers virtual, Jumat (2/8/2024).

Baca Juga: Pesta Literasi Indonesia 2024 Hadir Lagi, Ada Pertunjukan Musikal!

1. Rincian indeks literasi dan inklusi keuangan Indonesia

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (IDN Times/Helmi Shemi)

Lebih lanjut Amalia menambahkan, indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia dibagi dua atas layanan jasa keuangan konvensional dan syariah. Amalia mengungkapkan, indeks literasi dan inklusi keuangan untuk konvensional cenderung lebih tinggi dibandingkan syariah.

"Untuk konvensional, indeks literasi keuangan 65,08 persen dan konvensional inklusinya 73,55 persen. Sementara untuk keuangan syariah, indeks literasinya mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangannya mencapai 12,88 persen," ujar dia.

2. Metode survei yang dilakukan oleh BPS

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. (Dok/Screenshot)

Amalia kemudian menjelaskan terkait metode yang digunakan BPS untuk mendapatkan hasil SNLIK 2024. Pertama, upelaksanaan lapangan dilakukan pada 9 Januari 2024 sampai dengan 5 Februari 2024.

BPS, kata Amalia, memilih kabupaten/kota dulu yang bisa atau layak menjadi kabupaten kota terpilih sehingga ada 120 kabupaten/kota yang terpilih.

Kemudian setelah kita memilih kabupaten/kota, kita melakukan pemilihan blok sensus pada kabupaten kota terpilih. Setelah kita memilih blok sensus kemudian dipilihlah 10 rumah tangga pada blok sensus dan kemudian dari 10 rumah tangga ini masing-masing rumah tangga dipilih 1 eligible respondent yang umurnya 15-79 tahun pada rumah tangga sampel. Ini yang kita sebut dengan metodologi stratifikasi" tutur Amalia.

Baca Juga: Daftar Pinjol yang Ditutup OJK selama 2024, Ada Tanifund

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya