TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BI Sebut Suku Bunga The Fed Bakal Turun Dua Kali Tahun Ini

Penurunan suku bunga The Fed terjadi mulai September 2024

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendali Inflasi 2024 di Istana Presiden. (YouTube.com/Bank Indonesia)

Intinya Sih...

  • BI proyeksikan The Fed turunkan suku bunga 2 kali tahun ini, mulai September.
  • Penurunan suku bunga The Fed berlanjut pada 2025, diprediksi terjadi lebih banyak dibandingkan 2024.

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menurunkan suku bunganya alias Fed Fund Rate sebanyak dua kali pada tahun ini. Penurunan suku bunga The Fed bakal diprediksi mulai terjadi pada September nanti.

"Kami dalam dua hari ini mendiskusikan bahwa baseline dengan probabilitas 75 persen ke atas Fed Fund Rate akan turun dua kali tahun ini, yaitu mulai September dan kemungkinan kalau gak November, Desember," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

The Fed, sambung Perry, kemungkinan besar menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin (bps) yang terbagi dalam dua kali penurunan.

Baca Juga: Zita Anjani Dorong  Cagub DKI Ridwan Kamil Support UMKM Kopi Lokal

1. Penurunan suku bunga The Fed bisa berlanjut pada 2025

Ketua the Fed Jerome Powell (YouTube the Fed)

Selain itu, Perry juga menyampaikan, penurunan suku bunga The Fed masih akan berlanjut pada 2025 mendatang.

Penurunan suku bunga The Fed pada 2025 bahkan diprediksi terjadi lebih banyak dibandingkan 2024.

"Tahun depan kami perkirakan, subyek kepada data dependen, ya, baseline kami adalah 3 kali. Masing-masing 25 bps, 25 bps, 25 bps. Timing-nya bisa di triwulan I-2025 dan sebagian di triwulan II-2025," kata Perry.

Baca Juga: Indonesia Jadi Lokasi Asia Zero Emission Center, Apa Itu?

2. BI buka peluang penurunan suku bunga

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam kesempatan yang sama, Perry mengungkapkan, BI tetap membuka peluang terhadap penurunan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR).

Namun, sebelum memutuskan menurunkan suku bunga acuan tersebut, Perry menyebutkan, BI mesti mengawasi kondisi global yang ada saat ini.

"Kondisi global itu apa? Saya sebutkan satu, kejelasan Fed Fund Rate. Kedua, tentu saja adalah bagaimana implikasi kepada suku bunga US Treasury, baik yang 2 tahun maupun 10 tahun. Yang ketiga adalah tentu saja kecenderungan mata uang dolar," ujar Perry.

Baca Juga: IHSG Cetak Rekor Baru Lagi usai BI Tahan Suku Bunga

3. BI pertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen

Rapat Konferensi Pers RDG BI. (IDN Times/Triyan)

Diberitakan, RDG BI Edisi Agustus 2024 memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI7DRRR di angka 6,25 persen.

Selain itu, RDG BI juga memutuskan mempertahankan suku bunga fasilitas deposit di angka 5,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen.

"Keputusan ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward-looking untuk memastikan tetap terkandalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025," kata Perry.

Baca Juga: BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 4,7-5,5 Persen pada 2024

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya