TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Begini Jurus Ganjar Cegah Oligopoli di Sektor Pangan

Ganjar soroti persoalan pangan di Indonesia

Calon Presiden, Ganjar Pranowo usai diundang Presiden Jokowi di Istana Negara pada Senin (30/10/2023). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo punya jurus mencegah terjadinya oligopoli di sektor pangan dalam negeri. Oligopoli diartikan ketika pasar memiliki jumlah produsen dan konsumen yang tidak seimbang.

Jurus itu disampaikan Ganjar ketika menghadiri acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023).

"Maka bagaimana kemudian agar tidak terjadi oligopoli? Kembalikan Bulog pada fungsi awal. Pangan jangan dilempar ke pasar pak, pangan harus dikuasai negara. Ini soal hidup mati bangsa. Begitulah prasasti Bung Karno di IPB," tutur Ganjar.

Baca Juga: Ganjar Kunjungi Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Naik Pikap Bareng

Baca Juga: Ganjar Sebut Generasi Muda Ingin Jadi Presiden, Tapi Ogah Masuk Parpol

1. Ganjar soroti produksi bawang putih dalam negeri

Bawang putih yang dijual di pasar tradisional. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut juga menyoroti produksi bawang putih dalam negeri yang terus merosot karena meningkatnya impor.

Padahal produksi tersebut bisa meningkat jika melibatkan perguruan-perguruan tinggi ternama atau peneliti. Dengan melibatkan mereka, Ganjar yakin bisa membantu pengembangan varian bawang putih yang cocok ditanam di Indonesia.

"Ayo coba bawang putih kita merosot terus, impornya naik terus, ayo buka datanya, siapa yg bermain? Makelar. Maka petani diminta menanam itu gak mau. Pernah mendengarkan gak apa komentar di bawah? Ini tanaman subtropis, bukan tanaman kita, kita sulit. Ya kan ada IPB, ada ITB, UI, UGM perguruan tinggi hebat-hebat, kasih dia penugasan," beber Ganjar.

Baca Juga: Ganjar Puji Diplomat Indonesia: Hebat-hebat Semua!

2. Ganjar bicara soal masalah pupuk

Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi di penjualan wilayah Indonesia bagian Timur sebesar 310.822 ton pada awal tahun 2023. (Dok. Pupuk Indonesia)

Terkait masalah pangan lainnya, Ganjar turut menyoroti permasalahan pupuk di Indonesia.

Produksi pupuk dalam negeri tengah bermasalah. Indonesia, kata Ganjar, bisa bekerja sama dengan Brunei dan Malaysia seiring pembangunan yang terjadi di Kalimantan saat ini.

"Saya senang sih sebenarnya ketika Kalimantan dibangun, infrastruktur dibangun, industrinya dibangun, dibuat kawasan khusus bahkan kalau kita mau bicara konteks pertanian yang pupuk kita hari ini kurang dan bermasalah berat ajak saja yang di wilayah Borneo, Malaysia terus kemudian Brunei dan Indonesia pak, kita buat (industri) supaya suplai dekat, supaya nggak oligopoli," papar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya