Bandingkan RI dan Prancis soal Greenflation, Gibran Gak Apple to Apple
Transisi energi di Indonesia belum semasif Prancis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyebut soal greenflation alias green inflation atau inflasi hijau dalam debat cawapres pada akhir pekan lalu. Selain itu, dia juga menyebutkan soal protes rompi kuning di Prancis sebagai dampak dari greenflation.
Pernyataan tersebut dilontarkan Gibran kala berdebat dengan cawapres nomor urut, Mahfud MD. Menurut Gibran, sebelum transisi energi diterapkan, pemerintah harus mengantisipasi dampaknya, salah satunya adalah greenflation yang menyebabkan biaya dan harga komoditas jadi mahal.
Saya tanya masalah inflasi hijau, kok malah menjelaskan ekonomi hijau. Prof Mahfud, yang namanya inflasi hijau itu kita kasih contoh yang simpel saja, demo rompi kuning di Prancis, bahaya sekali, sudah memakan korban," kata Gibran, dalam debat cawapres, Minggu (21/1/2024).
Baca Juga: Ekonom Sebut Greenflation Baru Bisa Terjadi di RI Puluhan Tahun Lagi
1. Situasi di Prancis dan Indonesia sangat berbeda
Menyikapi hal tersebut, Ekonomi sekaligus Executive Director Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan bahwa apa yang terjadi di Prancis sangat berbeda di Indonesia.
Bhima menilai, kondisi transisi energi yang terjadi di Indonesia belum semasif di Prancis. Dengan demikian, dampaknya juga tidak akan seperti di Prancis.
"Sementara Prancis seperti yang dicontohkan Gibran dalam debat memiliki bauran energi baru dan terbarukan yang tinggi sekali, sudah lebih dari 88 persen. Tidak apple to apple dengan situasi di Indonesia. Dampaknya belum ada di Indonesia," tutur Bhima kepada IDN Times, Rabu (24/1/2024).
Editor’s picks
Baca Juga: Tak Jelaskan Arti Green Inflation ke Mahfud, Gibran: Beliau Profesor