TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Arahan Wapres kepada Pelaku Asuransi di Indonesia

Industri asuransi perlu dapatkan kepercayaan publik

Wakil Presiden, Ma'ruf Amin dalam acara peluncuran Allianz Syariah (dok. Allianz)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan sejumlah arahan kepada perusahaan asuransi agar tetap bisa menjadi industri yang dipercaya oleh publik.

Menurut Ma'ruf, asuransi merupakan industri yang erat kaitannya dengan reputasi dan kepercayaan sehingga penting bagi perusahaan asuransi untuk tetap mendapatkan kepercayaan publik.

"Untuk itu, saya ingin sampaikan beberapa arahan agar menjadi perhatian bersama, utamanya dalam upaya memenuhi ekspektasi dan menjaga kepercayaan publik terhadap industri ini," kata Ma'ruf dalam acara peluncuran Allianz Syariah di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (16/11/2023).

Baca Juga: Allianz Resmi Luncurkan Allianz Syariah

Baca Juga: Wapres Minta Perusahaan Asuransi Segera Spinoff Unit Usaha Syariah

1. Tata kelola yang baik

ilustrasi asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk arahan pertama, Ma'ruf meminta perusahaan asuransi di Indonesia memegang teguh dan menjalankan prinsip tata kelola yang baik dalam dunia perasuransian.

"Pastikan tata kelola industri dan perusahaan asuransi tetap dalam koridor regulasi otoritas yang berlaku. Inovasi produk-produk baru asuransi perlu didorong, tetapi tetap dilaporkan dan berizin resmi dari otoritas," ucap Ma'ruf.

Ma'ruf menambahkan, aspek kejujuran, keterbukaan, akuntabilitas, dan perlindungan nasabah juga merupakan prinsip-prinsip yang selalu dikedepankan.

Baca Juga: BSI Tower Dibangun, Erick: Bakal Jadi Pusat Keuangan Syariah RI

2. Perhatikan aspek kehati-hatian

Ilustrasi Asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)

Kedua, Ma'ruf meminta perusahaan asuransi menjaga kehati-hatian dalam pengelolaan risiko.

Ma'ruf menyatakan, eksistensi industri asuransi pada dasarnya berpijak pada fakta adanya beragam risiko yang harus dikelola secara bijak. Asuransi hadir sebagai instrumen agar individu dan entitas dapat mengelola atau mentransfer sebagian risikonya ke perusahaan asuransi.

"Perekonomian global masih tidak menentu sehingga diperlukan perhitungan dan kecermatan ekstra saat menentukan investasi pada aset. Hindari aset-aset berisiko tinggi. Pastikan kesehatan keuangan perusahaan asuransi tetap terjaga. Lakukan pengelolaan keuangan perusahaan secara efisien dan saksama, namun tetap lincah dan adaptif terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. " tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya