TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asian Agri Bantu Petani Sawit RI Tingkatkan Pendapatan

Ini dilakukan lewat upaya yang mengedepankan keberlanjutan

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)

Jakarta, IDN Times – Perusahaan swasta, Asian Agri, menyatakan kelapa sawit adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Sebab, 80 persen minyak sawit dunia bersumber dari Malaysia dan Indonesia.

Namun, dalam laporan berjudul A Case Study on Responsible Investment into Palm Oil in Indonesia, petani kecil hanya menerima sedikit manfaat dari sektor ini.

"Petani kecil hanya menerima sedikit manfaat," tulisnya dalam laporan yang baru diterbitkan pada Desember 2021 tersebut.

Baca Juga: 7 Bahaya Kelapa Sawit Untuk Manusia dan Lingkungan, Semoga Peduli!

1. Upaya untuk dorong ekonomi petani minyak sawit

Ilustrasi Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Asian Agri menyatakan ada sejumlah upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk mendukung dan meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit. Salah satunya adalah memastikan proses pertanian kelapa sawit yang berkelanjutan.

Dalam laporannya, Asian Agri menjelaskan karena siklus hidup ekonomi perkebunan kelapa sawit adalah 25 tahun dan adanya tren penurunan produktivitas seiring waktu berjalan, maka penanaman kembali merupakan komponen penting dari produksi berkelanjutan. Itu juga berdampak pada perlindungan mata pencaharian petani kecil.

"Selain itu, produksi minyak sawit bersertifikat dapat menawarkan pengembalian bagi hasil premium kepada petani," jelasnya dalam laporannya, sebagaimana dikutip IDN Times, Selasa (14/12/2021).

Baca Juga: Cara Mendapat Keuntungan dari Pelepah Kelapa Sawit

2. Investasi Asian Agri

Ilustrasi Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Melihat kondisi ini, Asian Agri sebagai investor bertujuan mendukung 30 ribu rumah tangga petani kecil untuk memenuhi berbagai target keberlanjutan. Target itu termasuk mencapai sertifikasi keberlanjutan dan pembagian premium untuk petani, membuka lahan tanpa membakar, dan menanam kembali pohon kelapa sawit baru.

Perusahaan menyebut masing-masing target bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan memastikan pasokan minyak sawit yang stabil. Tentu tujuannya demi pendapatan perusahaan dan rumah tangga petani yang konsisten.

"Sekaligus mengurangi ekstensifikasi lahan pertanian untuk budidaya kelapa sawit," jelasnya.

Pada 2020, Asian Agri telah menginvestasikan sekitar 2,7 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp40 miliar ke dalam program kemitraan petani kecil, yang mencakup pembiayaan untuk sekitar 200 staf ahli lapangan, insentif tunai untuk hasil berkualitas lebih tinggi, pembagian premium untuk Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dan International Sustainability and Sertifikasi Karbon (ISCC) minyak sawit bersertifikat.

Investasi tersebut merupakan bagian dari One to One Partnership Commitment Asian Agri di mana perusahaan mencocokkan masing-masing 100.000 hektar dengan satu hektar lahan yang dimiliki oleh petani kecil.

"Sejak 2019, Asian Agri telah mencapai tujuannya untuk memberikan dukungan langsung kepada 100 ribu hektar yang dikelola oleh petani kecil, agar sesuai dengan milik perusahaan di bawah konsesi. Sehingga, perusahaan menetapkan target keberlanjutan baru," jelasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya