TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasokan Stabil, Malaysia Akhiri Subsidi Ayam per 1 November

Setelah menghabiskan Rp12,6 triliun sejak Februari 2022

Ilustrasi ternak ayam. (unsplash.com/Ben Moreland)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Malaysia akan mencabut subsidi dan pengendalian harga ayam pada awal bulan depan. Menurut Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan, Mohamad Sabu, keputusan tersebut mempertimbangkan tren pasokan saat ini.

"Sejalan dengan pendekatan penargetan ulang subsidi secara bertahap, pemerintah telah sepakat bahwa subsidi dan pengendalian harga ayam akan dihentikan sepenuhnya mulai 1 November," kata Mohamad dalam konferensi pers pada Senin (30/10/2023).

"Alasan penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk mengurangi kebocoran subsidi saat ini yang juga dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi," sambungnya, dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: 700 Ribu Ton Beras Impor dari Thailand-Myanmar Segera Guyur RI

Baca Juga: Mentan Sebut Banyak Negara Tahan Ekspor untuk Stabilisasi Pangan

1. Warga diimbau tidak 'panic buying'

Mohamad juga menambahkan bahwa kementerian akan memantau harga ayam, guna memastikan bahwa unggas akan dijual dengan harga yang wajar. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup.

"Kami telah bertemu dengan para pelaku industri melalui sesi pertemuan pada 22 Oktober, dan mereka berkomitmen bahwa harga ayam tidak akan naik secara signifikan," ungkapnya.

Dia mengatakan langkah-langkah intervensi akan dilakukan pemerintah, jika terjadi lonjakan harga ayam setelah batas atas harga dicabut. Dalam konferensi pers tersebut, Mohamad mengatakan pemerintah juga sepakat untuk melanjutkan subsidi pada telur ayam ras grade A, B, dan C sesuai dengan mekanisme yang ada.

Harga tertinggi saat ini untuk ayam olahan standar adalah 9,40 ringgit (sekitar Rp31 ribu) per kg. Warga juga dihimbau untuk tidak melakukan 'panic buying' karena peningkatan permintaan dapat berimbas pada kenaikan harga.

2. FLFAM dukung upaya pemerintah Malaysia dan memastikan kecukupan pasokan

Bendera Malaysia. (Unsplash.com/mkjr_)

Sementara itu, menurut Penasihat Federasi Asosiasi Ternak Malaysia (FLFAM), Jeffrey Ng,  langkah pemerintah tersebut akan meningkatkan sektor peternakan unggas dan menarik investor asing. Juga, secara tidak langsung akan memperkuat rantai pasokan ayam broiler dan berkontribusi positif pada ketahanan pangan negara.

"Harga ayam yang mengambang akan berdampak positif bagi industri, termasuk menarik lebih banyak investasi," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa sebelumnya pengendalian harga mengakibatkan berkurangnya keuntungan, jadi semakin banyak orang yang berinvestasi berarti pasokan ayam akan tercukupi, dikutip dari Bernama.

FLFAM juga akan terus mendukung upaya pemerintah guna memastikan kecukupan pasokan ayam dan telur dengan harga yang wajar bagi masyarakat Malaysia.

Baca Juga: 3 Negara Batasi Ekspor Beras dan Gula, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Verified Writer

Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya