TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Jenis Pembangkit Listrik di Indonesia, Tidak hanya PLTA!

Mulai dari tenaga gas, uap, matahari, hingga solar.

Petugas PLN di PLTA Jatigede, Sumedang. (IDN Times/Tino).

Tahukah kamu, selain pembangkit listrik tenaga air (PLTA), ternyata masih banyak jenis pembangkit listrik lain di Indonesia yang masih jarang diketahui, lho. Ya, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam pemanfaatan sumber energi untuk menghasilkan listrik.

Penasaran apa saja jenis-jenis pembangkit listrik di Indonesia? Ikuti terus ulasan berikut ini hingga akhir untuk mengetahuinya, ya!

Baca Juga: PLN Mau Ganti PLTU 1.100 MW dengan EBT

1. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)

Instalasi PLTGU Tanjung Batu, Kutai Kartanegara (Dok. Wikipedia)

Pembangkit listrik di Indonesia yang pertama ini terdiri dari kompresor, ruang pembakaran, turbin gas, dan generator. Sama seperti namanya, bahan bakar utama yang digunakan PLTG bisa berupa gas alam atau minyak bumi, dengan proses pembakaran melalui mesin pembakar dalam.

PLTG tersebar di berbagai daerah Indonesia, seperti Kalimantan Timur, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan wilayah lainnya.

2. Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB)

ilustrasi PLTB (Pixabay.com)

Tahukah kamu, angin dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, lho. Betul, tenaga angin yang disebut juga dengan bayu atau pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) menggunakan turbin angin besar yang bergerak karena tiupan angin. 

Gerakan turbin tersebut nantinya diubah menjadi listrik melalui generator. PLTB mengandalkan beberapa turbin angin yang bekerja bersamaan untuk mengonversi energi angin menjadi listrik. 

Turbin tersebut dapat beroperasi pada kecepatan angin mulai dari 0,3 meter per detik hingga 32 meter per detik. Baru ada dua daerah yang memanfaatkan energi PLTB ini di Indonesia, yakni di Tolo (Janeponto) dan Sidrab (Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan).

3. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

Potret PLTA Jatigede. (Dok. PLN).

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mungkin kamu sudah tak asing dengan pembangkit listrik di Indonesia berikutnya ini. PLTA atau pembangkit listrik tenaga air menggunakan aliran air yang kuat untuk menciptakan energi listrik yang ramah lingkungan. 

Prosesnya melibatkan pembangunan bendungan untuk menampung air, yang kemudian dialirkan melalui turbin guna menghasilkan listrik. Beberapa daerah di Indonesia yang memiliki PLTA antara lain Sumatera Barat, Riau, Lampung, Aceh, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Sambut KTT G20, Adhi Beton Dukung Pembangunan Relokasi PLTG di Bali 

4. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)

ilustrasi PLTU (Pexels.com/Pixabay)

PLTU adalah pembangkit listrik di Indonesia yang menggunakan sumber daya tak terbarukan. Hal ini dikarenakan PLTU menghasilkan uap dari air yang dipanaskan menggunakan batu bara, serta minyak sebagai bahan bakarnya.

Prosesnya pun melibatkan pemanasan hingga suhu tinggi, di mana bahan bakar tersebut akan dibakar dan disemprotkan untuk menghasilkan uap. Kemudian, uap hasil uap digunakan untuk menggerakkan turbin, yang selanjutnya dikonversi menjadi listrik dan disimpan dalam generator.

Meskipun menghasilkan listrik, PLTU bukanlah pilihan yang ramah lingkungan, karena uap yang dihasilkan dapat membahayakan kesehatan jika dihirup. PLTU tersebar di berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera Utara, Batam, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan beberapa provinsi lainnya.

5. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP)

Bantuan daya listrik PLN untuk PLTP Ijen. Dok. PLN UID Jatim.

PLTP merupakan solusi inovatif yang memanfaatkan sumber energi panas dari dalam bumi untuk menghasilkan listrik. Bumi menyimpan energi dalam bentuk panas geotermal, yang dapat diubah menjadi listrik melalui PLTP. 

Di Indonesia, PLTP beroperasi di berbagai daerah, antara lain yakni Wonosobo, Pangalengan, Garut dan Sukabumi.

6. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)

Petugas PLN melakukan inspeksi solar panel PLTS IKN. (dok. PLN)

Salah satu jenis pembangkit listrik di Indonesia ini memanfaatkan energi dari matahari secara cuma-cuma. Cara kerjanya, panel surya digunakan untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik.

Energi listrik yang dihasilkan kemudian disimpan dalam baterai atau aki. Meskipun mudah ditemukan, tapi kekurangan pembangkit liistrik tenaga surya (PLTS) adalah biaya pembangunannya relatif tinggi dan sangat bergantung pada sinar matahari yang konsisten.

Meski begitu, Indonesia memiliki berbagai wilayah yang sudah memanfaatkan tenaga PLTS ini. Beberapa di antaranya seperti PLTS terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat yang akan diproyeksikan menjadi salah satu PLTS terbesar di dunia, serta PLTS di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Maluku.

7. Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)

ilustrasi gedung PLTD (Unsplash.com/Jakub Pabis)

Terakhir, pembangkit listrik di Indonesia ada yang menggunakan solar sebagai bahan bakar untuk mengoperasikan mesin diesel yang menghasilkan listrik. Sama seperti PLTS, pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) juga terkenal dengan biaya operasionalnya yang tinggi.

Biasanya, PLTD dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan kapasitas kecil, seperti di daerah pedesaan atau pabrik. Disebabkan karena kapasitasnya yang terbatas, PLTD sering dijadikan sebagai sumber listrik cadangan dalam situasi darurat.

Di Indonesia, PLTD terbesar dapat ditemukan di Kabupaten Natuna.

Baca Juga: Urus Izin Bangun PLTP Butuh 6 Tahun, Jokowi: Siapa yang Mau Investasi?

Itu dia beberapa jenis pembangkit listrik di Indonesia, mulai dari yang memanfaatkan tenaga gas, air, matahari, hingga solar. Jadi, dari berbagai jenis pembangkit listrik di atas, mana yang sudah dimanfaatkan di wilayahmu? 

Penulis: Muti'ah Nur Rahmah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya