TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Airlangga: RI Peringkat 2 Negara Tujuan Investasi Digital di ASEAN

Nilai investasi digital capai 21,97 miliar dolar AS

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Dok Kemenko Perekonomian)

Intinya Sih...

  • Investasi digital Indonesia mencapai 21,97 miliar dolar AS, menempati posisi kedua di ASEAN.
  • Ekonomi dan keuangan digital Indonesia naik 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking, memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn.

Jakarta, IDN Times - Ekonomi dan keuangan digital Indonesia maju pesat. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia saat ini menempati posisi kedua sebagai negara tujuan investasi digital terbesar di Asia Tenggara atau ASEAN. Nilai investasi digital di Indonesia mencapai 21,97 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Adapun e-commerce Indonesia telah menyumbang sebesar 40 persen pangsa pasar di ASEAN.

"Tahun 2023 kita mencapai 77 miliar dolar AS. Dan juga tentu bonus demografi yang sangat mempunyai kemampuan teknologi ini 53 persen (dari populasi)," kata dia, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (3/8/2024).

1. RI punya startup terbanyak di ASEAN

Ilustrasi orang memegang buku bertuliskan "StartUp" (freepik.com/peoplecreations)

Adapun pencapaian Indonesia di bidang ekonomi dan keuangan digital lainnya, yakni sukses naik 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking, dari peringkat ke-56 pada 2019 menjadi ke-45 pada 2023). Selain itu, berada di peringkat ke-6 untuk startup secara global.

Di samping itu, Indonesia tercatat memiliki startup inovatif terbanyak atau peringkat pertama di ASEAN. Indonesia juga memiliki 15 unicorn, dan 2 decacorn yang telah mendunia.

Baca Juga: Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp9 Ribu Triliun, Ini Syaratnya 

2. Diperlukan dukungan agar laju ekonomi digital stabil

Pixabay.com/bbsmit bbsmit

Menurut Airlangga, dukungan dan fondasi yang kokoh sangat diperlukan untuk memastikan laju lokomotif ekonomi digital tetap stabil dan memberikan manfaat maksimal, seperti infrastruktur digital yang merata, talenta digital yang unggul dan adaptif, dukungan penuh bagi startup dan UMKM, serta regulasi yang adaptif dan melindungi.

"Penguatan fondasi juga harus diikuti dengan peningkatan inklusi keuangan guna mendukung ketercapaian target inklusi keuangan," ujarnya.

Program seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS) juga terus didorong melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif, kolaborasi pihak ketiga seperti Program Strive (Mastercard Indonesia) dan Promise 2 Impact (ILO) untuk meningkatkan akses layanan keuangan, serta perluasan literasi keuangan kolaborasi pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan industri menjadi serangkaian upaya yang dilakukan untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024.

"Langkah akselerasi digital ini menjadi fokus untuk inovasi dan investasi ke depan dengan dua hal," ucapnya.

Pertama, hilirisasi dari semikonduktor. Indonesia sudah dipilih oleh Amerika dalam Indo Pasific Economic Framework (IPEF) menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas dan akan di-placement ITSI Fund, yakni fund khusus untuk semikonduktor.

"Yang kedua, ekosistem artificial intelligence, ini untuk peningkatan R&D dan juga tentunya menjadi masuk dalam beberapa kabupaten yang menjadi zona inovasi yang juga mengembangkan futuristik teknologi," tutur Airlangga.

Baca Juga: Gubernur BI: Transformasi Digital Terakselerasi Cepat dalam 5 Tahun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya