TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tabung Oksigen Langka Sampai Harus Impor, Ini Penjelasan Kemenperin

Indonesia cuma punya stok 3 juta tabung oksigen

Ilustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Jakarta, IDN Times - Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Fridy Juwono angkat bicara soal kelangakaan tabung oksigen yang terjadi belakangan ini. Saat ini Indonesia hanya punya 3 juta stok tabung oksigen yang semuanya dipergunakan untuk keperluan medis.

"Kalau kebutuhan tabung gas di Kementerian Kesehatan, kita memenuhi saja. Kalau tabung kita ada total 3 juta cuma perputaran aja yang jadi cepat. Jadi kalau kosong diisi, tingkat kecepatan perputaran (tabung oksigen) ini yang didorong," kata Fridy kepada IDN Times, Selasa (6/7/2021).

Baca Juga: Top, Penjual Oksigen Ini Bikin Sistem yang Bisa Hindari Kerumunan

1. Permintaan tabung oksigen meningkat karena meledaknya kasus COVID-19

Pengisian oksigen di Hikmah Gas Medical Oxygen, Cilandak, Jaksel, di tengah kelangkaan oksigen (Sachril/IDNTimes.com)

Fridy menjelaskan, langkanya tabung ini juga disebabkan meningkatnya kasus COVID-19 belakangan ini yang beberapa kali memecahkan rekor harian. Sebelum pandemik COVID-19, Kemenperin awalnya mengalokasikan 60 persen tabung oksigen untuk kebutuhan industri dan 40 persen untuk medis.

"Sekarang sudah di atas 90-100 persen untuk medis. Jadi ada komitmen untuk diprioritaskan untuk kemanusiaan," katanya.

Baca Juga: Tabung Oksigen Menghilang di Pasaran, Harganya Kini Tembus Rp4 Juta

2. Perlu impor untuk kebutuhan masyarakat

Ilustrasi impor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski terjadi kelangkaan, Fridy menjamin kebutuhan tabung oksigen di rumah sakit tetap diutamakan. Hanya saja, ia tidak bisa menjamin untuk masyarakat yang memerlukan tabung oksigen terkaitsolasi mandiri (isoman) karena masih menunggu impor tabung oksigen.

Hal ini ini terjadi karena Indonesia tidak punya pabrik tabung oksigen yang bersertifikat medis.

"Kalau tabung biasa, ini kan bejana dan berspek medis, kita belum ada pabriknya. Tapi kalau pembuatan tabung ada beberapa pabrik. Tapi yang spek medis itu akan kita dorong. Seperti dulu gak ada ventilator jadi ada. Masalahnya di spek medis karena ada sertifikat, pengakuan, uji dan lain-lain, itu berporses," ujarnya.

Baca Juga: Polri Ancam Tindaki Penimbun Oksigen dan Obat COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya