TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menjawab Keganjilan Pemilihan Provider Kartu Prakerja

Pemerintah membantah segala tudingan soal pemilihan mitra

Ilustrasi Kartu Prakerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - CEO Ruangguru Belva Devara memutuskan mundur sebagai staf khusus Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Belva mengambil keputusan mundur dari kursi staf khusus presiden itu lantaran kontroversi Ruangguru di dalam program kerja pemerintah Kartu Prakerja.

Terpilihnya Ruangguru sebagai salah satu dari delapan mitra Kartu Prakerja, dinilai sejumlah pihak memunculkan dugaan conflict of interest dengan posisi Belva sebagai stafsus Jokowi. Belva pun  menyampaikan bahwa dia tak ingin membuat publik berpikiran negatif tentang dirinya.

“Saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19,” kata Belva dalam surat terbuka. 

Meski begitu, Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira menilai pemilihan mitra Kartu Prakerja masih menyimpan berbagai tanda tanya. Menurutnya, masih perlu dilakukan penyelidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum peraturan teknis dikeluarkan pemerintah. 

Bagaimana proses pemilihan delapan provider yang menjadi platform mitra Kartu Prakerja itu menjadi salah satu kritik keras yang diterima pemerintah. Dari delapan, tujuh di antaranya ialah startup yakni Tokopedia, Ruangguru melalui Skill Academy, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Pijar Mahir, dan Sekolahmu, sedangkan satu platform lainnya adalah Sisnaker dari Kemenaker.

Hal yang mengundang pertanyaan publik adalah soal mekanisme pemilihan para startup mitra Kartu Prakerja maupun kapan proses pemilihan itu dilakukan. Belva melalui sebuah sebuah utas di Twitter. Belva menuliskan bahwa delapan mitra telah mengikuti proses seleksi sejak akhir 2019. 

Direktur Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan bahwa seleksi mitra Kartu Prakerja tidak melanggar aturan dalam hal ini Inpres 4/2020 serta Perpres Nomor 36 tahun 2020

"Menurut saya tidak benar, menguntungkan sebagian pihak karena sifatnya tidak dibatasi," kata Panji dalam kepada IDN Times.

Baca Juga: CEO Ruangguru Belva Devara Mundur dari Staf Khusus Presiden

1. Menggandeng startup lewat PKS sejak tahun lalu

(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyebut bahwa semua yang dilakukan dengan para mitra kerja adalah Perjanjian Kerja Sama (PKS). Dia mengakui, kerja sama dengan para mitra sejatinya dilakukan sebelum akhir tahun lalu. 

"Tanya saja semua partner yang terlibat diskusi sejak 2019. Kami justru menginginkan November. Karena kami ingin ada ancang-ancang investor di belakang agar investasi besar," ujarnya lewat video conference, Rabu (22/4).

Denni juga menegaskan bahwa desain dari Kartu Prakerja tidak lahir begitu saja. Pihaknya bersama para pemangku kepentingan telah melakukan diskusi sejak Juni 2019. "Bahwa desain Kartu Prakerja tidak lahir sekonyong-konyong. Saya sudah gak terhitung konsultasi dengan stakeholder," tambahnya.

2. Klaim ada dua unicorn Indonesia menolak jadi mitra Kartu Prakerja

Ilustrasi e-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Denni mengklaim saat proses pencarian mitra Kartu Prakerja ada dua unicorn Indonesia yang menolak menjadi mitra. "Apakah kira-kira kita bisa melakukan atau tidak. Karena ini bukan core bisnis. Kalau Ruangguru core bisnis itu jual modul," terangnya. 

"Ini penting dan tahu yang memiliki. Dua unicorn besar jangan dulu, Bu, kami berminat tapi jangan dulu," sambung Denni menirukan ucapan perwakilan dua unicorn. 

Baca Juga: Ruangguru Tanggapi Polemik Skill Academy sebagai Mitra Kartu Prakerja

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya