TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peter F Gontha Blak-blakan soal Garuda, Ngelus Dada CT Difitnah Terus

Harusnya CT dapat jatah dua komisaris dan dua direksi

facebook.com/Peter F Gontha

Jakarta, IDN Times - Komisaris PT Garuda Indonesia Peter F Gontha buka-bukaan soal maskapai pelat merah yang belakangan ini diterpa masalah itu. Peter yang pernah jadi komisaris Garuda periode 2011-2014 mengungkapkan bagaimana koleganya Chairul Tanjung menyelamatkan maskapai kebanggaan Indonesia itu. Tetapi malah difitnah dan dituding ingin mengambil alih.

Dalam akun Facebook-nya, Peter menuliskan soal  Menteri BUMN Erick Tohir sebagai pemegang saham merah putih terbesar dan Chairul Tanjung sebagai pemegang saham publik terbesar Garuda  yang kembali menominasikannya sebagai komisaris.

Peter sendiri melepaskan posisi komisaris Garuda di tahun 2014 saat ia terpilih sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Polandia.

Baca Juga: Direksi dan Komisaris Garuda Menghadap Menhub Jumat 24 Januari

1. Tahun 2011 saham Garuda dibeli Chairul Tanjung setelah Nazaruddin 'Demokrat' menghilang

Forbes.com

Pada tahun 2011, tulis dia, saat menteri BUMN dijabat  Mustapha Abubakar, Garuda memasarkan sahamnya di pasar modal dengan harga Rp750 - Rp1.100 per lembar saham. Saat itu, Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin menyatakan akan membeli saham Garuda di harga itu, yang dinilai pasar terlalu tinggi.

"Pada saat harus terjadinya pembayaran Nazaruddin tidak muncul dan tidak datang menyelesaikan kewajibannya karena sadar bahwa harga saham tersebut jauh di atas kisaran harga nilai perusahaan," kata Peter.

Untuk tidak hilang muka, pemerintah meminta kelompok perusahaan pimpinan Chairul Tanjung, Trans Corp, menjadi dewa penyelamat.

Akhirnya CT setuju membeli saham Garuda sebanyak 29 persen dengan harga total sekitar US$300 juta atau Rp3,5 triliun dengan harga saham rata-rata Rp600-Rp650 per lembar.

2. Hanya mendapat dua jatah jabatan komisaris Garuda

IDN Times/Cynthia

"CT setuju membantu pemerintah namun oleh sementara orang tertentu dianggap CT langsung mengantongi keuntungan ratusan miliaran rupiah," kata Peter.

Padahal harga saham terus merosot ke kisaran Rp500 ( sekarang bahkan hanya Rp460). Dengan pembelian saham triliunan rupiah, kata Peter, CT hanya mendapatkan hak kedudukan dua komisaris yaitu dia dan Chris Kanter. Sementara seharusnya CT mendapatkan hak dua  komisaris dan dua direksi.

CT, Peter menuliskan, hanya mengelus dada. Padahal sebelumnya pihaknya telah menyampaikan pendapat untuk tidak membeli saham Garuda. Tetapi CT saat itu mengatakan ingin membantu perusahaan yang membawa bendera merah putih ke mancanegara.

3. CT mengalami kerugian besar karena harga saham Garuda terus merosot

IDN Times/Uni Lubis

Di dalam perjalanannya diakui Peter, Garuda memang membaik. Namun harga saham tetap hanya bertengger di kisaran Rp450. Artinya terjadi kerugian hingga  Rp200 per saham.

"Sementara CT dikatakan merauk keuntungan ratusan miliar rupiah. Pada hari ini CT Corp melalui investasi saham, bunga dan perbedaan kurs (pada waktu itu kurs dolar Rp11.000) telah menginvestasi sekitar Rp7 triliun dan mengantongi rugi sekitar Rp3,5 triliun," Peter mengungkapkan.

Di sisi lain, hak CT dikurangi lagi dengan hanya memberi satu kedudukan komisaris. Saat ini, Peter  bersama Doni Oskario dan Chairal Tanjung mendapatkan kedudukan komisaris, wakil dirut dan wakil komisaris utama mencoba memperbaiki kinerja Garuda.

"Apakah salah kalau selama ini kami/saya dari kelompok CT yang merupakan partisipan publik terbesar mengeluh dan secara terbuka mengkritik manajemen Garuda atas keputusan-keputusannya yang merugikan Garuda. Bukan hanya dari segi operasional, namun juga dari berbagai tindakan korupsi yang terjadi hampir di semua level," Peter menambahkan.

Baca Juga: Jadi Komisaris Utama Garuda, Ini yang Akan Dilakukan Ayah Sherina

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya