Jokowi Klaim Pemerintah Masih Berusaha Turunkan Harga Beras
Indonesia masih butuh impor hingga 2 juta ton beras
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menegaskan pemerintah terus berupaya menekan harga beras agar menjadi normal kembali. Menurutnya, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di banyak negara, akibat krisis pangan global.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam pidato pada agenda Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi di Sentul, Jawa Barat, Sabtu (7/10/2023).
“Misalnya di Singapura rata-rata harganya Rp21.600, di Brunei harganya sudah mencapai rata-rata Rp37 ribu, di tetangga dekat kita di Timor Leste harganya Rp20 ribu. (Harga beras) kita masih Rp10.800-Rp13 ribu, tetapi memang harganya naik. Di globalnya memang seperti itu,” kata Jokowi.
Baca Juga: Pemerintah Batasi Pembelian Beras di Ritel Modern, Ini Alasannya
Baca Juga: Inflasi Beras Tembus 5,61 Persen, Tertinggi dalam 5 Tahun!
1. Indonesia masih perlu impor 1,5-2 juta ton beras
Selain krisis pangan global, kenaikan harga pangan juga dipicu kebijakan 22 negara produsen beras, termasuk India, yang menghentikan ekspornya. Kondisi global ini semakin diperparah dengan dampak perubahan iklim yaitu cuaca panas dan kemarau panjang, yang menyebabkan produksi beras menurun.
Padahal, kata Jokowi, Indonesia masih perlu mengimpor 1,5 juta ton hingga 2 juta ton beras dari luar negeri. Sebab, produksi dalam negeri yang belum mencukupi sementara jumlah penduduk terus bertambah.
“Penduduk kita saat ini sudah 278 juta jiwa dari sebelumnya 270 juta jiwa, sehingga produksi berasnya juga harus bertambah. Inilah masalah yang harus saya sampaikan apa adanya karena masalah di sebuah negara akan berimbas ke negara lain,” kata Jokowi.
Editor’s picks
Baca Juga: Beras hingga BBM Jadi Biang Kerok Inflasi September 2023