TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Tebing Dikeruk untuk Bangun Fasilitas Wisata, Ini Kata Sandiaga

Kemenpar usut kasus pengerukan tebing di Bali itu

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno work from Bali. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Intinya Sih...

  • Menteri Sandiaga Uno mengusut pengerukan tebing di Bali untuk pembangunan pariwisata.
  • Sandiaga akan berkoordinasi dengan Pemprov Bali dan instansi terkait terkait kegiatan pengerukan tebing kapur.
  • Pembangunan pariwisata harus memperhatikan keberlanjutan alam dan lingkungan agar tidak berdampak pada over tourism.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengusut kegiatan pengerukan tebing yang diduga untuk membangun fasilitas pariwisata. Pengerukan tebing tersebut diperkirakan terjadi di salah satu kawasan wisata di Bali.

“Ini sedang dikumpulkan data-datanya,” kata Sandiaga di Pantai Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (18/5/2024), dilansir ANTARA.

Baca Juga: Okupansi Hotel Penuh, Menparekraf Yakin WWF Signifikan ke Ekonomi

1. Menpar akan sampaikan hasil pengumpulan data setelah koordinasi dengan Pemprov Bali

Pura Ulun Danu Beratan, Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Untuk itu, dia akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali di antaranya dengan Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan instansi terkait lainnya terkait kegiatan pengerukan tebing kapur itu.

“Jadi besok akan saya sampaikan hasil pengumpulan data dan pemeriksaan silang,” imbuhnya.

2. Pembangunan pariwisata harus perhatikan lingkungan

Pengerukan tebing di Pantai Diamond. (Dok. IDN Times/istimewa)

Menurut dia, pembangunan pariwisata memang membuka peluang usaha dan menumbuhkan sektor tenaga kerja. Namun, bukan berarti pembangunan tersebut mengabaikan keberlanjutan alam dan lingkungan sehingga dikhawatirkan terjadi pembangunan yang masif sehingga berdampak kepada pariwisata yang berlebih (over tourism) yang harus dihindari.

“Harus dipastikan bahwa alam dijaga karena prinsip Bali seperti tadi kami sampaikan itu Tri Hita Karana,” imbuhnya. Ada pun Tri Hita Karana merupakan konsep kearifan lokal masyarakat di Bali yang bermakna tiga hubungan harmonis yang saling menjaga antara hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam/lingkungan dan manusia dengan Tuhan.

Menpar pun mengingatkan semua pihak untuk menjaga taksu (pancaran nilai dari dalam) Bali selaras dengan upaya menjaga lingkungan.

Baca Juga: Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink, Dijemput Luhut

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya