TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PLN dan HDF Energy Kerja Sama Pembangkit Listrik Hidrogen

Perjanjian studi pengembangan bersama diteken di COP 28

Jakarta, IDN Times – PT PLN (Persero) dan Hydrogen de France SA (HDF Energy) sepakat memperkuat kerja sama sebagai komitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, dengan menandatangani Perjanjian Studi Pengembangan Bersama (PSPB).

Perjanjian ini diresmikan saat Konferensi Tingkat Tinggi, atau Conference of the Parties yang ke-28 (COP28), yang diselenggarakan di Dubai, Uni Arab Emirat, pada Minggu (3/12/2023). PSPB ini menggambarkan sebuah pencapaian dalam mewujudkan kerja sama internasional, dengan fokus utama pada dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan. 

Dengan kolaborasi ini, PLN dan HDF Energy bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan PLN terkait teknologi hidrogen, serta memperkuat posisi PLN sebagai pelaku utama dalam transisi menuju masa depan energi yang berkelanjutan.

Baca Juga: Kepemimpinan Presiden Jokowi Ukir Warisan Iklim yang Luas di Indonesia

1. Kolaborasi PLN dan HDF Energy percepat implementasi pembangkit listrik hidrogen Renewstable

HDF Energy, perusahan global dalam industri hidrogen, berspesialisasi dalam pengembangan infrastruktur hidrogen berskala besar dan teknologi fuel cell multi-megawatt yang canggih. 

HDF Energy bersama PLN akan melakukan kajian bersama serta mengevaluasi kelayakan teknis dan finansial dari pembangkit listrik hidrogen Renewstable, yaitu pembangkit multi-MW yang menghasilkan energi ramah lingkungan, stabil, dan berkelanjutan. HDF Energy juga sudah mendorong pembangkit listrik hidrogen Renewstable di wilayah Indonesia Timur, dengan proyek pertama di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Kedua pihak berkomitmen untuk mempercepat implementasi pembangkit listrik ini dengan cara menggabungkan sumber energi terbarukan yang bersifat intermiten dengan penyimpanan energi jangka panjang dalam bentuk hidrogen hijau. 

2. Pembangkit listrik hidrogen Renewstable menjadi alternatif ramah lingkungan

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan) saat memaparkan skema Accelerating Renewable Energy Development (ARED) di sesi talkshow bertajuk CEO Climate Talks: Transforming The Nation to Renewable di Pavilion Indonesia COP28, Dubai, Uni Emirat Arab sebagai langkah agresif PLN dalam mendukung upaya Pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060. (Dok. PLN)

Pembangkit listrik Renewstable termasuk alternatif yang ramah lingkungan (hijau) karena memanfaatkan energi matahari, angin, atau air untuk memproduksi listrik yang stabil. Oleh sebab itu, alternatif ini dapat mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar diesel yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. 

Berkat kemitraan ini, Darmawan mengungkapkan antusiasmenya terhadap pergerakan PLN sebagai pemimpin dalam produksi hidrogen di Indonesia pada acara penandatangan PSPB saat COP28, di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12/2023).   

“Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam produksi hidrogen hijau dengan mengeksplorasi inovasi teknologi futuristik,” ujarnya. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya