Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG Raksasa

Ira Noviarti berkarier 30 tahun di Unilever

Jakarta, IDN Times – Hari Perempuan Internasional jatuh pada 8 Maret setiap tahun. Tema yang diusung kali ini adalah “Berinvestasi pada Perempuan: Memperkuat Kemajuan”.

Bagi Ira Noviarti, mantan CEO di Unilever Indonesia, tema tersebut merupakan sesuatu yang telah menjadi bagian dari karier panjangnya. Saat ini, Ira masih menjabat sebagai Wakil Presiden Eksekutif di Unilever Global dan anggota dewan pimpinan di Kamar Dagang Inggris.

“Dengan dia (sebuah perusahaan) memiliki pemimpin perempuan yang balanced, secara komposisi di level pimpinan, pastinya ke bawahnya juga jadi akan terpengaruh juga,” kata Ira, di acara #RealTalkwithUniLubis yang dipandu oleh pemimpin redaksi IDN Times, Uni Lubis, pada Senin, 4 Maret 2024.

Dalam kesempatan tersebut, perempuan berusia 52 tahun itu membagi cerita dan pengalamannya usai memimpin perusahaan fast-moving consumer goods (FMCG) yang tergolong raksasa itu.

Penasaran kisah Ira bagaimana? Yuk, disimak baik-baik!

Baca Juga: Jual Seluruh Saham di Unilever, Ini Profil Ira Noviarti

1. Ira pernah belajar bersama 30 CEO perempuan di Harvard Business School

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti berkunjung ke kantor IDN Media, pada Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Pada 2019, Ira mengikuti program program Senior Executive Leadership di salah satu universitas yang terkemuka di dunia, Harvard Business School. Dia belajar bersama 30 CEO perempuan dari berbagai negara. Dia baru kembali lagi dari Harvard setelah diberi kesempatan belajar dalam program Leading Global Business pada Februari 2024.

Dari pengalaman tersebut, Ira menyampaikan bahwa ada tiga hal yang menurutnya patut untuk dianut selama hidup.

“Satu hal menarik yang saya belajar adalah bagaimana kita sebagai individu dan leader itu memiliki purpose, atau tujuan yang jelas. Apa sih yang kita mau kontribusikan kepada orang lain?” tutur dia.

2. Membuka potensi seseorang adalah passion Ira

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti bersama Pemred IDN Times, Uni Lubis, di kantor IDN Media, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Berasal dari keluarga besar, Ira menghabiskan masa mudanya dengan merawat dan mengasuh saudara-saudaranya. Sangat natural bagi Ira untuk memastikan bahwa mereka sekolah dan belajar dengan baik. Pada akhirnya, hal ini mempengaruhi gaya kepemimpinannya.

Somehow kebawa ke gaya kepemimpinan saya, yaitu bagaimana caranya semua tim saya bisa memiliki akses yang bagus. Opportunity yang bagus,” tutur dia.

Dia percaya bahwa semua berhak mendapatkan kesempatan dan nilai yang bagus. “Saya pikir membuka potensi dari seseorang adalah passion saya,” tambah dia.

3. Bakat adalah salah satu komponen yang paling penting dalam bisnis

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti pada acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Ira menuturkan, bakat adalah sebuah komponen yang penting dalam bisnis apa pun. Dia yakin bahwa sebenarnya banyak talenta-talenta muda yang memiliki kapasitas luar biasa, namun mereka tidak mengetahui atau memiliki cara untuk bagaimana dapat mengasah kapasitas tersebut. Sehingga, sulit bagi mereka menjadi sukses.

Kepercayaan ini lah yang kemudian menjadi pondasi dari penerapan leadership di Unilever. Perusahaan ternama itu menjadikan perkembangan talenta sebagai salah satu bagian inti dari kinerja keseharian mereka. Mereka mementingkan struktur training serta mentoring yang baik untuk semua karyawan.

“Ini sesuatu yang dibilang sangat penting di kehidupan saya. Sebanyak 100 persen kegiatan saya di kantor, minimum 30 persen saya pakai untuk mentoring,” tutur dia.

4. Pemimpin harus bisa adaptasi

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti bersama Pemred IDN Times, Uni Lubis, pada acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Menurut Ira, kunci dari kesuksesan seorang pemimpin adalah kemampuannya untuk adaptasi dalam situasi-situasi yang berbeda. Sebab, sering terjadinya nya lingkungan berubah, dan menurutnya, apa yang membuat mereka sukses lima tahun lalu, belum tentu akan membuat mereka sukses lima tahun ke depan.

Kedua, dia juga menekankan agility (kelincahan) seorang pemimpin.

 “Gak bisa tetap ke satu strategi yang sama, harus berubah. Karena ada aja pertengahan tahun kondisi lain yang kita tidak tahu,” ujarnya.

Lalu yang ketiga dan apa yang menurutnya paling penting adalah untuk seorang pemimpin memiliki tujuan yang sangat jelas.

“Memiliki tujuan yang jelas itu menurut saya akan menjadi kompas kita,” ungkap dia.

Ira menjawab pertanyaan, bagaimana sebuah bisnis bisa bertahan di tengah ketidakpastian, termasuk dari konflik geopolitik dan boikot produk.

5. Ira pernah pimpin majelis perempuan untuk bisnis, di B20 Presidensi Indonesia

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti bersama COO IDN Media, Willima Utomo, dan Pemred IDN Times, Uni Lubis, pada acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Sejak 2021, Ira merupakan anggota dari The Business Council 20 (B20), sebuah komunitas bisnis global bagian dari G20. Komunitas ini terdiri dari delegasi-delegasi negara G20 yang merupakan para pemimpin bisnis-bisnis global.

Sebagai anggota perempuan, Ira menyoroti beberapa hal dari pengalamannya. Dia menyatakan bahwa ada sedikit tantangan di awal, sebab agenda kesetaraan gender dan perempuan sempat tidak mau dimasukkan ke dalam task force G20. Namun demikian, output dari peran perempuan dalam G20 sekarang cukup baik.

“Apa yang kita rekomendasi itu di terima dengan sangat baik oleh delegasi B20. Kedua, kebijakan rekomendasi kita juga dibawa ke B20 selanjutnya juga,” kata Ira.

Terkait ini, Ira juga menyampaikan bahwa ada berbagai implementasi bagus yang dihasilkan dari B20. Salah satunya adalah bagaimana mereka dapat meningkatkan akses digital kepada perempuan.

“Kita lihat bahwa keuntungan jika kita memang bangun skill digital ke perempuan, itu akan menjadikan empowerment yang lebih bagus lagi,” ujar dia.

Ira juga menyoroti peran Indonesia dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dia menuturkan bahwa 80 persen dari UMKM sebenarnya dipimpin oleh perempuan.

Ira Noviarti pernah memimpin majelis perempuan untuk bisnis, di jang Peran perempuan dalam B20 Presidensi Indonesia“Kita sebenarnya mengimplementasikan program UMKM untuk memberikan akses yang lebih bagus lagi terhadap keuangan, literasi terhadap hukum, teknologi. Dan saya pikir agenda ini didukung dengan luar biasa oleh pemerintah,” katanya.

6. Inklusivitas perempuan di posisi strategis perusahaan perlu ditingkatkan

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti pada acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Sebagai sosok perempuan yang pernah menempati posisi penting di sebuah perusahaan selama belasan tahun, tentu Ira sadar akan kepentingan mereka dalam sebuah bisnis. Oleh karena itu, Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Jumat, 8 Maret 2024, merupakan sebuah hari yang signifikan untuknya.

Meskipun sudah banyak kemajuan yang terjadi dalam kesetaraan gender, menurut Ira masih ada hal yang bisa ditingkatkan.

“Pertama adalah women inclusivity di posisi-posisi strategis perusahaan. Unilever tentunya sudah cukup advanced di bagian situ,” ungkap dia.

Dia menyampaikan, 50 persen dari jajaran eksekutif Unilever adalah perempuan. Menurutnya, dengan memiliki pemimpin-pemimpin perempuan yang seimbang, pastinya akan mengaruh kepada bagian bawah perusahaannya juga.

7. Produk Unilever terdampak oleh boikot konflik Palestina-Israel

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaKantor Pusat Unilever Indonesia. (dok. Unilever Indonesia)

Belakangan ini, Unilever menjadi salah satu perusahaan yang terkena imbas konflik Palestina-Israel. Sebab, masyarakat memboikot mereka karena tuduhan bahwa ada bentuk dukungan kepada Israel yang diberikan oleh Unilever.

Ira mengaku bahwa ini berdampak ke sales produk mereka. Namun, karena mereka beroperasi di 15 kategori, tidak semua dampaknya sama.

“Mungkin untuk produk-produk yang penetrasinya paling jauh, itu yang paling besar dampaknya,” kata dia.

Untuk mengatasi ini, Ira dan tim di Unilever terus coba berkomunikasi kepada konsumen untuk meluruskan informasi yang mungkin tidak tepat.

“Tapi mulai Januari, (penjualan) kita sudah mulai normal.  Karena konsumen sudah tahu informasi yang benar. Kita komunikasikan terus menerus. Sehingga konsumen juga lebih aware,” jelasnya.

8. Kelas menengah atas akan menjadi pendorong pertumbuhan industri FMCG di Indonesia

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti pada acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Ira prediksi bahwa industri FMCG akan tumbuh kurang lebih 5 hingga 7 persen tahun ini. Dia menuturkan bahwa jumlah kelas menengah dan kelas atas di Indonesia yang meningkat sebagai faktor pendorongnya.

Sebab, banyak dari masyarakat yang akan lebih cenderung membeli produk kualitas premium.

“Di tahun 2030, itu lebih dari  60 persen penduduk Indonesia akan menjadi middle atau upper class. Jadi ini akan menjadi fuel of the growth,” kata dia.

9. Landscape ritel bisnis Indonesia sangat unik

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti berkunjung ke kantor IDN Media, pada Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Ira mengatakan bahwa landscape ritel bisnis Indonesia sangat unik karena tidak ada negara lain yang bisa menyamakannya. Dia menjelaskan, “Kita itu bisa dibilang hybrid. Multi-channel. (Contohnya) ada supermarket. Ada supermarket yang account, tapi ada juga yang lokal.”

Dia juga memaparkan bahwa jika bicara mengenai proyeksi 2030, ritel bisnis di Indonesia masih akan bertumbuh. “Orang akan masih ke pasar. Web market masih akan bergerak, tapi tumbuhnya mungkin akan 2 sampai 3 persen,” jelasnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa modern trade akan tetap cepat jalannya. Namun, nanti akan ada e-commerce yang dimunculkan oleh para modern trade player ini.

“Yang kita bilang omni, gitu. Itu akan cukup occupy space retailer ke depannya,” kata dia.

10. Ira sedang mempertimbangkan apa langkah selanjutnya

Eks CEO Unilever Indonesia Berbagi Kisah Pimpin FMCG RaksasaIra Noviarti bersama Pemred IDN Times, Uni Lubis, pada acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (4/3/2024) (IDN Times/Fauzan)

Ira mengatakan, setelah turun jabatan sebagai Presdir Unilever Indonesia pada 23 Oktober 2023, dia sekarang masih mempertimbangkan apa langkah selanjutnya.

“Sembari saya menunggu, apakah itu posisi saya berikutnya, apakah saya melakukan sesuatu yang bermakna, saya memiliki antusias untuk memberikan dampak yang lebih besar, baik di Indonesia maupun global,” tutur dia.

Dia juga menambahkan bahwa sebagai pemimpin, tujuan dia adalah untuk membuka potensi orang-orang di sekitarnya. Menurutnya, apa pun yang dia lakukan, hal itu harus membawa dampak positif bagi orang lain.

Baca Juga: Menjabat saat Pandemik, Ini 5 Hal yang Dipetik CEO Unilever Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya