Mengenal Cara Kerja Common Rail, Bikin Mobil Diesel Gak Kasar Lagi

Common rail membuat mesin diesel jadi primadona lagi

Mesin diesel identik dengan suara kasar, getaran, serta asapnya yang hitam. Karena itu banyak orang enggan membeli mobil diesel. Tapi itu dulu sekali. Sebab saat ini sudah ada teknologi bernama common rail yang bisa membuat suara mesin diesel jadi halus dan minim getaran.

Common rail adalah sistem bahan bakar yang menggunakan tekanan tinggi untuk menyuplai bahan bakar ke ruang bakar mesin. Dengan sistem yang canggih ini, tekanan tinggi bahan bakar dipertahankan dalam rail yang dapat dikontrol secara elektronik, sehingga pembakaran di ruang mesin menjadi jauh lebih efektif dan presisi. 

Yuk, cari tahu lebih jauh tentang common rail yang bisa membuat mesin diesel bersaing dengan mesin bensin.

1. Begini cara kerja common rail

Mengenal Cara Kerja Common Rail, Bikin Mobil Diesel Gak Kasar LagiIlustrasi mesin mobil diesel (Autocar.co.uk)

Cara kerja common rail hampir sama dengan electronic fuel injection (EFI) pada mobil-mobil bensin modern. Baik common rail maupun EFI sama-sama menginjeksikan bahan bakar secara otomatis ke ruangmesin.

Pada sistem common rail, bahan bakar yang disimpan di tangki akan dihisap oleh pompa bertekanan tinggi. Setelah itu tekanan bbahan bakar akan naik hingga mencapai high pressure accumulator atau pipa rail.

Electronic Diesel Control (EDC) kemudian akan memainkan peranannya. EDC bertanggung jawab mengontrol waktu dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor ke dalam ruang bakar.

Komponen inilah yang membuat pembakaran di mesin diesel menjadi sangat efektif sehingga irit bahan bakar sekaligus mengurangi emisi gas buang secara signifikan dan tentu saja mendongkrak performa mesin.

Baca Juga: Tips Merawat Mobil Diesel, Gak Perlu Treatment Khusus

2. Keunggulan sistem common rail pada mesin diesel

Mengenal Cara Kerja Common Rail, Bikin Mobil Diesel Gak Kasar Lagidfcdiesel.com

Sistem common rail kini sudah banyak diterapkan pada mobil diesel modern, seperti pada Toyota Fortuner, Kijang Innova, Venturer, Hilux, Mitsubishi Pajero Sport, hingga Mitsubishi Triton. Pabrikan memilih menggunakan common rail karena sistem ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan mesin diesel konvensional.

Sistem common rail antara lain membuat bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bakar menjadi lebih presisi, sehingga pembakaran yang terjadi di dalam mesin menjadi lebih optimal. Selain itu sistem ini juga memiliki komponen EDC yang bisa mengatur injeksi bahan bakar sesuai dengan berbagai parameter mesin, seperti kecepatan putaran, beban mesin, suhu, dan tekanan. Dengan begitu, mesin bisa beroperasi dengan lebih efisien di berbagai kondisi. 

Alasan lain kenapa common rail lebih unggul dibandingkan mesin diesel konvensional adalah kemampuannya mengurangi emisi gas buang berbahaya, seperti nitrogen oksida (NOx) dan partikulat diesel. Selain itu sistem common rail juga menghasilkan sedikit emisi CO2 dibandingkan mesin diesel konvensional. Tak mengejutkan jika sistem commoin rail kini taleh menjadi standar dalam industri mobil bermesin diesel.

3. Apa perbedaan common rail dengan mesin diesel konvensional?

Mengenal Cara Kerja Common Rail, Bikin Mobil Diesel Gak Kasar Lagigbu-hamovniki.ru

Perbedaan paling utama antara common rail dengan sistem injeksi mesin diesel tradisional ada pada tekanan bahan bakar yang dihasilkan. Pada sistem common rail tekanan yang dihasilkan oleh pompa bahan bakar mencapai 1.600-1.800 bar. Bandingkan dengan tekanan yang hasilkan mesin diesel konvesional yang hanya 700 bar. 

Tekanan bahan bakar yang lebih tinggi membuat sistem common rail melakukan pembakaran dengan lebih efisien dan lebih bersih sehingga kinerja mesin secara keseluruhan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem injeksi mesin diesel tradisional. 

Baca Juga: Bukan Mitos, Ini Alasan Mobil Diesel Lebih Tahan Banjir

Ndoro Anom Photo Verified Writer Ndoro Anom

Pecinta otomotif, motor dan mobil

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya